Profil Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono

Presiden RI Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono

Bogor (5/10) Susilo Bambang Yudhoyono, lahir di Pacitan, Jawa Timur 9 September 1949. Ayahnya R. Soekotjo, pensiunan TNI pangkat terakhir Pembantu Letnan Satu dan Ibunya bernama Siti Habibah. Istrinya bernama Kristiani Herawati (Ani), putri ketiga almarhum Jenderal (purn) Sarwo Edhi Wibowo.

Susilo Bambang Yudhoyono atau yang akrab dipanggil SBY bersekolah di Sekolah Rakyat Gajah Mada Pacitan (kini SDN Baleharjo I Pacitan). Di saat sekolah di SR inilah cita-citanya untuk jadi TNI terpatri karena mengunjung Akademi Militer Magelang saat duduk di klas V. Pada tahun 1970 SBY diterima menjadi taruna di AKABRI dan tamat pada tahun 1973, SBY dianugrahi Adhi Makayasa menjadi lulusan terbaik. Selama 30 tahun, berdinas di militer baik didalam maupun di luar negeri membetuk karakter SBY lebig tegas dan berwibawa.

Didalam era Reformasi, SBY menjabat Kepala Staf Sosial dan Politik (Kasospol) ABRI dan sukses mengawal reformasi 1998 dan Pemilu 1999 serta reformasi ABRI/TNI. Dalam Pemerintahan Abdurrahman Wahid, SBY diangkat menjadi Mentri Pertambangan dan Energi setelah itu menjabat jadi Mentri Koordinator Politik Sosial dan Keamanan.

Melalui Proses Pilpres 2004, SBY dan Jusuf Kalla berhasil memenagi pemilihan presiden yang dipilih langsung oleh rakyat dan dilantik jadi Presiden dan Wakil Presiden, 20 Oktober 2004.

Pada awal pemerintahannya, Indonesia mengalami bencana alam hebat, Gempa Bumi dan Tsunami Aceh yang menelan korban ratusan ribu masyarakat indonesia terutama di Aceh dan Nias. Akibat dari peristiwa tersebut, masalah konflik Aceh pun dapat diatasi dengan perjanjian perdamaian yang ditandatangi di Helsinki, Finlandia Agustus 2005. Kemudian pada tahun 2006, utang IMF akibat krisis ekonomi 1998 di lunasi oleh pemerintahan SBY. Berbagai program peningkatan kesejahteraan rakyat Ia jalankan seperti bantuan pendidikan, jaminan kesehatan dan bantuan langsung tunai.

Pada Pemilihan Presiden 2009, SBY berpasangan dengan Bapak Budiono dan meneruskan masa jabatanny hingga Oktober 2014. Pada masa ini dibuat Cetak Biru Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia sebagai Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional. SBY digantikan oleh Bapak Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.