Pesanggrahan Menumbing Muntok

Pesanggrahan Menumbing Kota Muntok

Bogor (12/11) Agresi Militer Belanda II terjadi pada tanggal 19 Desember 1948 diawali dengan pendudukan kota Yogyakarta, Ibu Kota Republik Indonesia saat itu. Hampir semua pemimpin Indonesia ditawan oleh Belanda yaitu : Presiden dan Wakil Presiden, Menteri, Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Akibatnya Pemerintah meminta Syafruddin Prawiranegara yang saat itu berada di Bukittinggi segera membentuk PDRI.

Pada tanggal 22 Desember 1948 semua tawanan tersebut dibawa ke Bangka dan ke Berastagi dan Prapat. Rombongan pertama Muhammad Hatta (Wakil Presiden), Soerjadi Soerjadarma (Kepala Staf Angkatan Udara), Mr. Asat (Ketua KNIP) dan A. Gafar Pringgodigdo (Mensekneg) di bawa ke Muntok dari Pangkal Pinang dan ditempatkan di Pesanggrahan Menumbing. Sedangkan Sukarno, H. Agus Salim dan Sutan Syarir dibawa ke Berastagi kemudian ke Prapat Sumatera Utara.

Kemudian pada tanggal 31 desember 1948 didatamhkan lagi 2 pemimpin negara yaitu Mr. Ali Sastroamidjojo (Mendikbud) dan Mr. Mohammad Roem (Ketua Delegasi Perundingan Roem Royen).

Pesanggrahan Menumbing ini terletak di Bukit Menumbing dan berjaraj 5 KM dari pusat kota. awalnya Pesanggrahan ini untuk peristirahatan para pegawai BTW Muntok. Di Pesanggrahan Menumbing ini, awalnya disediakan ruangan untuk 6 orang yang sangat sempit berukuran 6 X 6 meter saja dan dilengkapi enam tempat tidur, sebagai tambahan disediakan ruangan 4 X 10 meter yang di kelilingi kawat berdiri. Dalam sebuah kesempatan diberi waktu untuk berjemur.

Setelah kedatangan utusan KTN (Komisi Tiga Negara) tanggal 16 Januari 1949, kerangkeng tersebut dibongkar dan kamarnya pun dirombak.

awal-awal kedatangan ke Menumbing, masyarakat tidak menyadari yang tinggal di Menumbing adalah Muhammad Hatta dan kawn-kawan. Dengan menggunakan mobil BN 10 milik perusahaan tambang timah BTW. Bung Hatta sering pergi ke kota untuk sholat jumat ke Masjid Jami’ Mentok. Kini mobil tersebut tersimpan di pesanggrahan Mentok.

Setelah kedatangan Sukarno dan H. Agus Salim tanggal 6 Februari 1949 dari Prapat ke Mentok, maka kegiatan politik mereka semakin gencar dan bersemangat. Sedangkan Sutan Syahrir langsung ke Jakarta. Setelah itu mereka sering bertemu untuk membahas masalah politik dan sosial.

Awalnya Presiden Sukarno dan Menteri Luar Negeri H. Agus Salim ditempatkan di Pesanggrahan Menumbing namun akhirnya dipindahkan ke Pesanggrahan BTW Muntok. Dikarenakan oleh Sukarno kawasan tersebut sangat dingin dan ingin dipindahkan ke kota. Ikut juga dipindahkan adalah Mr. Ali Sastroamidjojo dan Mr. Muhamad Roem. Sumber : Museum Timah Indonesia Muntok (Doni Fitra)