KRONIK NEGARA DAN PRESIDEN 1901 – 2014. ABDURRAHMAN WAHID

Abdurrahman Wahid

Bogor (24/2) 1940, 4 Agustus: Abdurrahman Wahid atau Gus Dur lahir di Denanyar, Jombang, Jawa Timur. Gus Dur putera pasangan Kiai Haji Wahid Hasyim dan Solichah. Mereka keturunan dua keluarga karismatis dan sangat dihormati di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU). Gus Dur menjadi Presiden Republik Indonesia ke-4 masa bakti 1999-2001.

1999, 20 Oktober: Abdurrahman Wahid terpilih dan dilantik sebagai Presiden Republik Indonesia ke-3 setelah melewati pemungutan suara di Majelis Permusyawaratan Rakyat.

1999, 31 Desember: Di hadapan pemimpin-pemimpin masyarakat, Presiden Wahid mengubah nama “Irian Jaya” menjadi “Papua”.

2000, 14 Maret: Presiden Abdurrahman Wahid mengusulkan pencabutan TAP MPRS No XXV/1966 tentang pelarangan penyebaran Marxisme, Leninisme, dan Komunisme.

2001, 1 Januari: Sistem ketatanegaraan baru, Otonomi Daerah, diberlakukan di seluruh Indonesia. Polisi Republik Indonesia (Polri) resmi dipisahkan dari Tentara Nasional.

2001, 9 Januari: Pemerintah RI dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) menandatangani dokumen kesepahaman (provision of understanding) sebagai kerangka menyelesaikan konflik Aceh.

2001, 11 Januari: Presiden Abdurrahman Wahid membentuk Komisi Pemeriksa Kekayaan Penyelenggara Negara (KPKPN). Komisi ini diketuai Jusuf Syakir.

2001, 30 Mei: Rapat Paripurna ke-62 DPR masa persidangan keempat digelar dengan agenda meminta MPR mengadakan Sidang Istimewa (SI).

2001, 21 Juli: MPR menggelar Sidang Istimewa (SI) dengan agenda meminta pertanggungjawaban Presiden Abdurrahman Wahid.

2001, 23 Juli: Pada hari ketiga SI MPR, Presiden Abdurrahman Wahid mengeluarkan Dekrit berisi pembubaran DPR dan pembekuan Partai Golkar. Dekrit tidak memperoleh tanggapan. MPR memberhentikan Presiden Abdurrahman Wahid dan Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri diangkat sebagai Presiden RI ke-4 dan Hamzah Haz sebagai Wakil Presiden. Sumber : Buku Presiden 1945-2014. (Doni Fitra)