KONSEP KAJIAN TATA PAMERAN MUSEUM KEPRESIDENAN BALAI KIRTI 2019

Tata Pamer Cluster Presiden Sukarno

Bogor (15/4) Tata pameran merupakan sebuah bentuk dalam menyajikan koleksi di museum yang diwujudkan dalam sebuah pameran, baik itu yang bersifat tetap maupun temporer. Hal ini karena pameran merupakan salah satu cara bagi museum untuk memberikan informasi koleksi kepada pengunjung.

Untuk memulai sebuah penyajian koleksi, hal yang mendasar adalah menentukan gagasan yang berujung dengan munculnya sebuah konsep penyajian koleksi atau tata pameran. Setelah terbentuk sebuah konsep yang berisi gagasan mengenai tema sebuah pameran maka langkah selanjutnya adalah memilih koleksi yang sesuai serta mendukung gagasan tersebut serta disajikan dengan tambahan informasi penguat koleksi seperti teks, gambar, foto, ilustrasi/diorama dan pendukung lainnya.

Merencanakan sebuah konsep tata pameran untuk menyajikan koleksi museum merupakan sebuah penyampaian dari misi museum tersebut. Mempersiapkan tema pameran beserta koleksinya disertai penyajian yang didahului dengan penginterpretasian koleksi berarti akan menyampaikan nilai-nilai yang terdapat di dalam museum itu sendiri.

Kondisi Tata Pameran Museum Kepresidenan Balai Kirti

6 Patung Presiden

Museum Kepresidenan Balai Kirti merupakan sebuah museum khusus yang menyajikan informasi tentang presiden-presiden yang pernah menjabat di Indonesia. Sehingga konsep awal tata pameran mengacu kepada masa jabatan Presiden pertama, hingga ke Presiden terakhir.

Dalam melakukan penyajian koleksi yang akan dipamerkan, ada hal-hal mendasar yang harus diperhatikan, dimana dalam suatu penataan pameran harus memiliki:

  1. Alur cerita pameran/storyline.

Alur cerita diperlukan dalam penyajian koleksi pameran, hal ini dikarenakan dapat mempermudah komunikasi dan penyampaian koleksi museum kepada pengunjung.

2. Koleksi yang mendukung alur cerita

Koleksi yang mendukung cerita yang disajikan di ruang pameran telah disiapkan sebelumnya, hal ini agar pada saat ditata ada kaitan antara satu koleksi dengan koleksi lainnya sehingga ada hubungan antara materi pameran dengan koleksi yang disajikan. (Ditmus, 2008: 46)

Mengacu kepada pedoman dasar penyajian koleksi dalam rangka penataan pameran, maka alur cerita dan koleksi pendukung yang saat ini tengah disajikan di Museum Kepresidenan Balai Kirti adalah sebagai berikut:

  1. Galeri Kebangsaan
  2. Galeri Kepresidenan yang terdiri atas:
  • Cluster Presiden Soekarno
  • Cluster Presiden Soeharto
  • Cluster Presiden B.J. Habibie
  • Cluster Presiden Abdurrahman Wahid
  • Cluster Presiden Megawati Soekarnoputri
  • Cluster Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono

Untuk mendukung alur cerita yang telah ada, maka koleksi yang harus disertakan adalah barang-barang yang berhubungan dengan para presiden. Koleksi yang sudah masuk di ruang pamer Museum Kepresidenan Balai Kirti antara lain:

  • Baju dinas/pakaian harian serta atribut yang pernah digunakan oleh para presiden
  • Tanda jasa/gelar kehormatan yang pernah diterima oleh para presiden
  • Koleksi buku-buku yang berhubungan dengan para presiden
  • Foto-foto presiden sejak masa kecil hingga menjabat sebagai presiden

Sebagai museum yang baru empat tahun berdiri, tentu saja Museum Kepresidenan Balai Kirti tidak lepas dari kekurangan. Permasalahan yang ada di Museum Kepresidenan Balai Kirti pada saat ini adalah keterbatasan koleksi yang dimiliki, mengingat pengadaan koleksi sendiri tentunya cukup sulit untuk mendapatkan koleksi yang asli. Sebagian besar koleksi yang dimiliki oleh Museum Kepresidenan Balai Kirti adalah koleksi yang direplika.

Selain itu, permasalahan lain yang terdapat di Museum Kepresidenan Balai Kirti adalah keterbatasan koleksi yang terdapat di beberapa ruang pamer/cluster Presiden. Salah satunya adalah cluster Presiden Megawati Soekarnoputri yang masih terbatas dalam jumlah koleksi yang dimiliki, dan juga ada beberapa koleksi yang tidak sesuai. Maka dari itu, diperlukan kajian tata pamer lebih lanjut untuk pengadaan koleksi tentang Presiden Megawati Soekarnoputri.

Di cluster Presiden Soekarno juga terdapat permasalahan tentang ruang pamer yang memasang panel tentang quotes/kata-kata yang diucapkan oleh Presiden Soekarno. Panel quotes tersebut menimbulkan perdebatan di antara keluarga Presiden Soekarno. Tentu saja hal ini perlu dikaji lebih lanjut karena sejatinya koleksi ruang pamer yang baik adalah koleksi yang netral, tidak menimbulkan perdebatan, dan memberikan inspirasi bagi pengunjung.

Rencana Pengembangan Tata Pameran Museum Kepresidenan RI Balai Kirti

Prasasti Museum Kepresidenan RI Balai Kirti

Museum dapat berfungsi sebagai sarana edukatif dan sarana rekreatif. Oleh sebab itu, museum dalam menyajikan berbagai ragam informasi yang dapat dilakukan secara statis maupun dinamis.

  • Penyajian bersifat statis, yaitu dalam bentuk pameran tetap yang menyajikan koleksi dokumen, foto maupun gambar yang ditunjang dengan informasi dalam bentuk label. Pada umumnya pengunjung hanya melihat benda dan informasi pendukungnya.
  • Penyajian bersifat dinamis, yaitu dalam bentuk penyajian dimana pengunjung dapat berinteraksi dengan materi yang ditampilkan. Misalnya, pengunjung dapat menyentuh benda-benda yang disajikan sekaligus menggunakannya. Dalam hal ini museum dapat menggunakan penyajian tata pamer di ruang terbuka agar memberi suasana rekreasi, tetapi di dalamnya sarat dengan informasi yang dapat menambah wawasan pengetahuan pengunjung.

Prinsip Perencanaan Informasi

  1. Dalam rancangan bangunan museum dewasa ini, faktor desain didasarkan pada fungsi bangunan yang dapat mengakomodasi fungsi penelitian, pelestarian dan pemanfaatan, secara spesifik kegiatan ini mulai dari (a) manajemen koleksi, (b) program-program pendidikan, dan pemanfaatan ruang-ruang gedung maupun halaman. Prinsip utama dalam manajemen koleksi, adalah “sequence of object movement and stored”, yaitu memprioritaskan pada pergerakan koleksi dan penyimpanannya. Oleh sebab itu perlu mempertimbangkan ukuran besaran pintu dan jalan-jalan masuk yang tidak berundak atau bertangga, tetapi berupa jalan landai (ramp way) yang memudahkan dan membuat dalam lalu lintas pergerakan koleksi. Zona pembagian area dirancang secara tegas dan jelas, terutama untuk alur antar-pengunjung umum; pegawai, sekuriti, peneliti atau orang-orang yang berkepentingan yang diperbolehkan masuk ke area-area tertentu. Publik umum antara lain, peneliti, pelajar, dan termasuk staf dapat memasuki area non publik dengan izin khusus, misalnya dengan penggunaan kartu identitas.
  2. Pembagian zona diurai dalam tata alur sirkulasi, sementara pengorganisasian ruang antara internal (non publik) dan eksternal (publik) dirancang dalam “alur masuk” yang terpisah.
  3. Perlu dipertimbangkan aksesibilitas bagi orang cacat (disables), terutama pada jalur-jalur masuk, jalur-jalur dalam ruang pameran, dan tangga naik.
  4. Dalam menyajikan koleksi, baik dalam vitrin, panil maupun base terbuka harus mempertimbangkan penggunaan bahan atau material yang dapat menyebabkan kerusakan pada koleksi, kelembaban, kain, cat atau material lainnya (harus bebas dari kandungan zat asam – acid free) sebagai alas benda, material untuk pemegang, pengikat, bahan perekat, intensitas cahaya yang tinggi, polusi udara, dan hal lainnya yang diperkirakan dapat merusak koleksi.
  5. Gudang penyimpanan koleksi, secara struktural rancangannya harus aman dalam mencegah berdiamnya atau masuknya serangga (insect), manusia, polusi atau debu, dinding yang mampu menjaga stabilitas suhu dan kelembaban, instalasi atap yang bebas dari bocor, yang mampu mengurangi intensitas cahaya matahari yang tinggi. Gudang harus memiliki pintu khusus untuk loading barang baik dari luar maupun dari dalam yang tidak mengganggu aktivitas. Setiap benda atau calon koleksi ditempatkan di ruang gudang sementara untuk dibebaskan dari kotoran debu sebelum memasuki area gudang yang harus steril.
  6. Discovery Room, atau Hands on Activity, ruang eksplorasi buat siswa-siswa sekolah. Semua peralatan yang tersedia di ruang ini adalah koleksi duplikat. Dalam hal ini, Museum Kepresidenan Balai Kirti dapat menyajikan koleksi manekin/diorama interaktif yang dapat menarik minat pengunjung, terutama pengunjung anak-anak. Selain itu, bisa pula museum menyajikan koleksi tanda jasa yang pernah diterima oleh presiden, atau bisa juga buku-buku yang berhubungan dengan presiden.
  7. Model penyajian materi untuk ruang pameran tetap, diupayakan agar pengunjung tidak selalu digiring untuk bergerak secara linear, misalnya menurut kurun waktu, tetapi pameran tetap disajikan secara tematik, dimana pengunjung dapat secara bebas menentukan tema-tema pameran yang diinginkan. Dalam hal ini, materi tata pamer dapat disajikan melalui infografis atau timeline secara singkat tentang kejadian-kejadian penting yang pernah terjadi pada saat masa jabatan presiden tersebut berlangsung. Penyajian secara linear ditempatkan dalam satu kelompok yang alurnya tidak harus terlalu panjang.
  8. Model penyajian tidak harus mengacu pada hasil penelitian disiplin ilmu tertentu, tetapi mengangkat aspek-aspek yang terkait dengan tema-tema yang banyak terkait dengan masa sekarang, seperti masalah kesehatan, seni rupa, botani, legenda dan lainnya akan memberi pemahaman dan wawasan yang luas pada pengunjung tentang interaksi alam dan budaya.
  9. Kebutuhan fasilitas harus mempertimbangkan ketersediaan ruang di dalam area museum. Fasilitas yang dibutuhkan adalah:

– Pelayanan pengunjung

– Ruang program

– Ruang pamer

– Pengelolaan koleksi

– Perpustakaan dan studi

– Ruang administrasi

Pada tahun 2019 ini Museum Kepresidenan Balai Kirti berencana untuk menambah koleksi tentang Presiden ke-7 RI yaitu Joko Widodo. Oleh karena itu, Museum Kepresidenan Balai Kirti terlebih dahulu melakukan kegiatan pengkajian koleksi yang terkait dengan Presiden Joko Widodo. Kegiatan ini dimulai dengan FGD (Forum Group Discussion) yang melibatkan para ahli di bidangnya seperti aristek, museolog, arkeolog, dan kurator pameran.

Selain itu, Museum Kepresidenan Balai Kirti pada tahun 2019 juga akan melakukan kajian tata pameran yang akan dirubah alur ceritanya pada tahun 2020. Diharapkan dari kedua kegiatan kajian ini dapat menghasilkan poin-poin yang menjadi tolak ukur museum untuk menyajikan tata pamer yang lebih edukatif dan rekreatif kepada pengunjung, sehingga pengunjung tidak merasa jenuh. Dan tentunya juga diharapkan dari kajian tata pamer ini dapat menghasilkan suatu tata pamer yang baik sehingga setelah keluar dari ruangan pameran pengunjung mendapatkan makna atau pelajaran berharga dari para Presiden RI.

Konsep pengembangan untuk kajian tata pamer ini akan menambahkan beberapa materi pameran untuk mendukung suatu tata pamer yang baik. Ada beberapa opsi yang dapat dimasukkan ke dalam ruang pamer seperti materi tentang prestasi pencapaian Presiden selama menjabat, atau bisa pula materi tentang peristiwa-peristiwa penting yang terjadi selama masa jabatan Presiden berlangsung. Keseluruhan materi ini disusun semenarik mungkin dan bisa menggunakan infografis agar materi pameran tersusun dengan baik. Namun tentunya, materi-materi tersebut disusun secara kronologis agar terciptanya suatu materi tata pamer yang berkesinambungan.

Sementara itu, untuk koleksi yang akan ditampilkan sendiri tentu saja koleksi yang berhubungan dengan kepresidenan. Apabila materi tentang prestasi pencapaian Presiden selama menjabat akan dimasukkan ke dalam ruang pamer tentunya yang harus berhubungan dengan materi tersebut, seperti misalnya saja, pencapaian prestasi Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono dalam melaksanakan program BOS (Bantuan Operasional Sekolah), beasiswa Bidik Misi, dan program BPJS, maka museum dapat menampilkan koleksi yang berhubungan dengan program tersebut. Dengan adanya koleksi-koleksi tersebut, maka pengakuan atas pencapaian program kerja Presiden dapat dilihat oleh pengunjung museum.

Konsepsi Pengembangan Tata Pameran Museum Kepresidenan Balai Kirti

pintu masuk Museum Kepresidenan RI Balai Kirti

Untuk melakukan konsepsi pengembangan tata ruang dilakukan pengkajian ruang baik kelebihan maupun kekurangan dari ruang pameran tersebut. Berikut akan dijabarkan kelebihan dan kekurangan ruang pameran yang sudah ada di Museum Kepresidenan Balai Kirti.

Kelebihan yang terdapat pada ruang pameran adalah memiliki alur sejarah yang tertata, dan pengaturan tata letaknya juga baik. Kemudian sirkulasi gerak pengunjung baik dan cukup bebas karena koleksinya tidak begitu padat. Kesan ekslusif sangat terasa dengan perpaduan warna yang nyaman. Kesan ekslusif harus diperhatikan karena ruang pameran ini berisi koleksi-koleksi dari Presiden Republik Indonesia.

Kekurangan dari ruang pameran yang sangat terasa adalah alur mulai atau pintu masuk yang kurang jelas. Sehingga pengunjung akan kebingungan untuk mulai masuk dari mana. Kemudian warna dari tiap ruang begitu monoton, sehingga tidak memiliki ciri khas antara presiden satu dengan presiden yang lain. Karena koleksi yang agak sedikit, terdapat banyak ruang kosong pada ruang pameran. Ruang pameran berada di dalam dan tidak ada penunjuk ruang, sehingga kurang menarik perhatian bagi pengunjung yang berada di koridor. Penjelasan memorabilia kurang interaktif sehingga pengunjung tidak mendapat banyak informasi.

Berdasarkan penjabaran diatas, muncul konsep pengembangan untuk ruang pameran. Memberikan tanda atau tata letak yang dapat menggiring pengunjung untuk mengetahui yang mana pintu masuk dan pintu keluar. Mengatur pemilihan warna dan tata cahaya pada setiap ruang agar pada setiap presiden memiliki ciri khas tersendiri, dan menimbulkan perasaan atau atmosfer yang berbeda. Menambah koleksi dari yang sebelumnya didominasi dengan koleksi biografi dengan karya-karya pada masa pemerintahannya, koleksi-koleksi yang berhubungan dengan program-program pada masa jabatannya, dan memorabilia yang menjadi ciri khas pada masa pemerintahannya. Tiap ruang akan dibagi menjadi tiga zona untuk memudahkan pengunjung dalam mencerna informasi, yaitu zona biografi, zona karya, dan zona publik. Pada bagian luar ruang pameran ditambahkan petunjuk dan kisi-kisi dari isi ruang pameran. Menambahkan penjelasan atau deskripsi dari koleksi-koleksi yang lebih jelas, informative, dan interaktif. Menjadikan ruang pameran ramah terhadap anak-anak agar semua kalangan dapat menikmati ruang pameran Museum Kepresidenan Balai Kirti, namun tetap memiliki kesan ekslusif yang kuat.

Pada koridor timur akan ditambahkan koleksi-koleksi buah tangan milik presiden ketika mengadakan kunjungan luar negeri. Pencahayaan pada koridor sangat baik sehingga koleksi dapat terlihat dengan jelas. Penataan koleksi akan diatur sedemikian rupa agar tidak menghalangi sirkulasi pengunjung yang ingin ke perpustakaan.