Koleksi Presiden Abdurrahman Wahid

Bintang Bhayangkara Utama Gus Dur

Bogor (23/5) Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti diresmikan pada tanggal 18 Oktober 2014, oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, meskipun pembangunannya dimulai sejak tahun 2012. Dalam pembangunannya melibatkan empat kementrian: Kementrian Sekretariat Negara. Kementrian Pekerjaan Umum, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, dan Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Balai Kirti artinya Bangsal Kemuliaan. Kirti berasal dari Bahasa Jawa Kuno dan Sansekerta, yang berarti tindakan yang membawa kemasyhuran. Apabila digabungkan, maka Balai Kirti dapat dimaknai sebagai bangunan yang menampung berbagai benda bersejarah, peninggalan perjalanan sejarah kepemimpinan para presiden Republik Indonesia.

Tujuan awal pendirian museum ini, agar warga negara Indonesia, khususnya generasi muda, dapat mengetahui jejak perjuangan dan jasa-jasa para Presiden RI yang telah purna-bakti maka didirikan Museum Kepresidenan RI Balai Kirti di kawasan Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat. Museum berdiri di atas tanah seluas. 3.211,6 m2. Gedungnya berarsitektur modern, setinggi tiga lantai. Lantai pertama, disebut sebagai “Galeri Kebangsaan”. Lantai kedua, disebut sebagai “Galeri Kepresidenan”. Lantai ketiga merupakan ruang terbuka dengan diisi taman sebagai ruang santai bagi para pengunjung.

Salah satu isi dari museum ini adalah koleksi milik Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid. Abdurrahman Wahid memiliki berbagai koleksi pribadi mulai dari baju batik, kain sarung,  tongkat kayu, buku, dan bintang penghargaan. Kali ini yang mau disajikan adalah koleksi Bintang Bhayangkara Utama. Bintang Bhayangkara Utama berbentuk bintang dan hiasan sinar-sinar yang berwarna emas, bagian tengah berbentuk lingkaran dimana di sisi kiri dan kanan terdapat padi dan kapas, pada bagian bawah terdapat tulisan Bhayangkara.