Koleksi Presiden Abdurrahman Wahid

Bintang Republik Indonesia Adipurna Gus Dur

Bogor (23/5) Abdurrahman Wahid (Gus Dur), merupakan Presiden keempat yang dilantik pada 20 Oktober 1999. Ia menjadi Presiden hingga 23 Juli 2001. Gus Dur dijuluki sebagai Bapak Pluralisme, dimana ia lebih mengutamakan persatuan dan kesatuan dalam kepemimpinannya. Pada masa pemerintahan Gus Dur, hari Imlek sebagai hari raya agama Buddha ditetapkan sebagai hari libur nasional.

Setelah tidak menjabat menjadi presiden, pamor Gus Dur secara politik maupun kebudayaan tidak redup. Peranannya dalam bidang politik dan kebudayaan tetap memiliki pengaruh yang besar baik di dalam maupun di luar negeri. Kepeminpinan Gus Dur dapat dilihat dari perjuangannya membangun pluralisme di Indonesia, kemudian pemikirannya tentang inklusif dan gagasan harmonisasi negara dan agama. Kecintaan Gus Dur kepada kalangan minoritas membuat dirinya menjadi teladan bagi semua kalangan.

Cluster Gus Dur di Museum Kepresidenan menjadi suatu tempat yang menarik untuk dikunjungi bagi kalangan minoritas. Perjuangannya telah membuat Indonesia kembali berbhineka tunggal ika ditengah peradaban dunia. Penyajian yang menarik dan elegan membuat tampilannya semakin memikat pengunjung. Koleksi Presiden Adurrahman Wahid atau Gus Dur tersimpan dan tersusun rapi di Galeri Kepresidenan.

Koleksi yang ditampilkan di museum berupa hasil hibah dari keluarga besar Presiden. Pada umumnya berupa replika dan ada yang asli. Koleksi kali ini yang disajikan adalah koleksi milik Presiden Adurrahman Wahid. Koleksi itu adalah Bintang RI Adipurna. Bintang RI Adipurna ini terbuat dari logam berbentuk segi 7 terdiri dari 2 lapis, dengan warna keemasan dan perak. Pada bagian tengah berbentuk lingkaran berwarna biru dan terdapat tulisan RI berwarna keemasan.