Sinergi Museum dan Pariwisata dalam Menghadapi Era Teknologi Digital 4.0 (6)

 

Foto Kenegaraan dan Keluarga Presiden BJ. Habibie
Foto Kenegaraan dan Keluarga Presiden Sukarno

 

 

Bogor (30/7)

VI. Peranan Tata Pamer

Tidak dapat dipungkiri bahwa Tata Pemer dalam suatu Pameran, baik Pameran Tetap di museum maupun Pameran Kontemporer (Keliling) di tempat lain memegang kendali besar untuk penciptaan Wisata Museum. Atau dengan kata lain, Potensi Wisata Museum tersimpan dalam Tata Pamer dalam suatu Pameran. Karena itu semua potensi yang dimiliki museum, baik Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Budaya (SDB) dan potensi lainnya harus dimanfaatkan secara maksimal sehingga saat melakukan Tata Pamer yang selalu terbarukan dapat berjalan maksimal dalam suatu Pameran.

Dalam Tata Pamer ini dapat dimaksimalkan desain yang membuat pengunjung menjadi betah berlama-lama di dalam museum. Desain termasuk pada tata letak koleksi sehingga tiap koleksi mempunyai daya tarik untuk didatangi. Kedatangan itu disertai keingintahuan tentang segala sesuatu yang ada pada koleksi itu, baik tangiblenya maupun intangiblenya sehingga kedatangan pengunjung ke museum memberi manfaat lebih yaitu di samping wisata, pengunjung pun mendapatkan nilai-nilai edukasi, atau edukasi dan wisata. Terlihat fungsi dan peran museum sesungguhnya terhadap masyarakat yang membedakan dengan galeri dan rumah koleksi yaitu nilai-nilai edukasi.

Dalam Tata Pamer ini dapat dipilih tema-tema tertentu. Tema-tema ini memberi kesadaran pada pemilihan koleksi bahwa koleksi dipilih sesuai tema yang dipilih.  Ini juga akan memberi ingatan bahwa tidak harus semua koleksi yang dimiliki museum harus dipamerkan dalam waktu bersamaan dalam suatu Pameran karena pemilihan tema tadi telah membantu kesadaran pemilihan koleksi. Dalam Museum Modern atau New Museum atau New Museology, Pameran yang bertema atau Tematik ini menjadi suatu yang disarankan dalam suatu Pameran.

Dengan hanya menampilkan koleksi yang dipilih itu akan membuat suasana Pameran tidak penuh sesak oleh koleksi. Suasana seperti ini akan menambah kenyamanan. Di samping itu, dengan tidak banyaknya koleksi yang dipamerkan akan memberi kesempatan kepada pengunjung untuk dapat “melahap” semua koleksi dalam Pameran yang ada itu. “Peng-ekspos-an” segala yang tersimpan dalam koleksi – tangible dan intangible – dapat dimaskimalkan informasinya kepada pengunjung lewat suatu komunikasi yang lebih santai atau tidak terburu-buru.

Di sini pun, dapat divariasikan dengan Sarana dan Prasarana berupa bangku-bangku serupa Bangku-bangku Taman untuk duduk para pengunjung saat istirahat atau bersantai tetapi tetap ingin menghabiskan semua koleksi yang dipamerkan itu. Bangku-bangku itu dapat diletakan di antara koleksi yang dipamerkan tetapi tidak mendominasi. Bangku-bangku itu secara tidak langsung juga akan menjadi penghias dalam Pameran yang mampu “mengangkat” atau membantu menonjolkan koleksi dalam Pameran itu..

Di samping bangku-bangku itu, dapat juga ditambah beberapa penghias seperti bunga dengan vasnya, dan/atau Taman-taman kecil yang juga dapat dilengkapi dengan air mancur kecil. Suara gemericik air itu akan menambah nuansa sejuk dan romantis di dalam museum, yang menemani pengunjung saat “melahap” koleksi.

Dengan begitu Wisata Museum yang diharapkan dapat diciptakan dari potensi yang dimiliki oleh museum (dari dalam diri museum sendiri) tanpa harus menciptakan suatu wisata yang justru menciptakan tandingan karena kesalahpahaman mengenai Wisata Museum malah menjadi Wisata di Museum, seperti yang telah disampaikan sebelumnya. (Tampil Chandra Noor Gultom, S. Sos., M. Hum)