You are currently viewing Revitalisasi Tari Jaran Kepang Temanggung

Revitalisasi Tari Jaran Kepang Temanggung

Jaran Kepang, atau kuda lumping sebagai bagian dari tradisi budaya khas Temanggung. Tarian ini pernah berjaya pada tahun 70-an, dan menjadi ikon Temanggung. Namun sayang, tidak adanya pelestarian membuat kesenian ini perlahan hilang. Kartika Mutiara Sari tergerak untuk membuat revitalisasi Tari Jaran Kepang ini dengan mengembalikan ke pakem semula, sehingga diharapkan masyarakat mengenal kembali seni tari ini. Kesenian ini akan dipentaskan terlebih dahulu di Museum Nasional sebelum  dibawa keliling Eropa oleh Kartika Mutiara pada bulan Agustus 2016 ini.

Selain pertunjukan Jaran Kepang, dalam acara ini juga dilaksanakan bazar makanan khas dan hasil industri kreatif Temanggung dan Louching novel “Genduk”.

sebuah fiksi yang diceritakan dengan gaya memoir. Berkisah tentang seorang bocah perempuan berumur 11 tahun, yang tinggal di desa paling puncak Gunung Sindoro, Temanggung. Setting dibuat pada tahun 1970-an ketika petani tembakau sudah mulai mengolah tembakau yang masuk kualitas atas di dunia ini untuk dipasok ke pabrik-pabrik rokok. Genduk melakukan pencarian jati diri dan pencarian atas sosok ayahnya yang tidak pernah dilihatnya seumur hidup. Konflik terjadi ketika Genduk menemukan kenyataan mengenai ayahnya yang selama ini dirindukan. Cerita konflik pun bergulir terkait dengan permasalahan yang dialami oleh para petani.

Museum Nasional berkesempatan menjadi tempat untuk menggelar pertunjukan hasil revitalisasi kesenian Jaran Kepang Temanggung yang di inisiasi oleh pemda kabupaten Temanggung yang akan dilaksanakn pada hari Sabtu, 30 Juli 2016 dipersilahkan bagi pengunjung untuk menyaksikan acara ini di taman Sunken Museum Nasional.