Menuju Pelaksanaan Cerdas Cermat Kebudayaan 2015

  • Post author:
  • Post category:Berita

Siapa yang tidak mengenal museum? Hampir semua kalangan masyarakat pernah berkunjung ke museum. Museum merupakan salah satu media pembelajaran pendidikan sejarah yang sangat penting. Bak, jendela dunia yang mampu membuka mata kita terhadap sejarah kehidupan dan perjalanan panjang bangsa.
Salah satu museum terkenal di Indonesia dan mancanegara, yaitu Museum Nasional. Museum Nasional merupakan tonggak bersejarah kebudayaan Indonesia. Tahun ini, museum yang juga dikenal dengan sebutan Museum Gajah ini berusia 237 tahun dan merupakan museum tertua di Indonesia.
Bagi kalangan siswa, museum dapat memberikan pengalaman belajar secara langsung sehingga memungkinkan terjadinya proses konstruktivisme dalam diri siswa. Proses tersebut akan membantu siswa untuk menyusun dan membangun kerangka berpikir atas pengalaman baru yang didasarkan pada pengetahuan tertentu. Strategi pengalaman belajar langsung ini lebih diutamakan dibandingkan sekedar mengingat pengetahuan.

Kunjungan ke museum memberikan ruang sangat luas pada siswa untuk “menemukan sendiri” berbagai pengetahuan. Para siswa dapat melakukan observasi sendiri, menginvestigasi, menganalisis sekaligus mampu membangun konsep sendiri.
Di sisi lain, museum juga memiliki kontribusi pengembangan pendidikan multikultur bagi para siswa. Pendidikan multikultur memiliki peran penting untuk dapat belajar berkomunikasi dan saling berhubungan dengan orang lain dalam cakupan yang luas dengan latar belakang budaya berbeda.

“Upaya menghadirkan museum sebagai salah satu konsep pembelajaran pada para siswa diharapkan mampu membentuk generasi kreatif dan inovatif yang menjadi kebutuhan untuk kemajuan bangsa saat ini,” ujar Kepala Museum Nasional Dra Intan Mardiana, M Hum.
Dalam literatur disebutkan kreatif adalah sifat yang selalu mempunyai Ide-ide baru untuk perkembangan ilmunya. Sedangkan inovatif bersifat pembaruan untuk memecahkan permasalahan melalui ide-Ide yang telah diketahui.

Museum bukan sekedar pajangan benda-benda kuno, melainkan sarana belajar bagi masyarakat terutama kalangan siswa. Hal ini, sejalan dengan latar belakang didirikannya museum di Indonesia oleh Bataviaasch Genootschap van Kusnten en Wetenschappen (BG). BG yaitu lembaga independen yang dibentuk Belanda pada 24 April 1778 untuk tujuan memajukan penelitian dalam bidang seni dan pengetahuan, diantaranya arkeologi, kesusasteraan, etnologi, sejarah dan lain-lain. Pada masa itu, di Eropa tengah terjadi revolusi intelektual (the Age of Enlightenment), dimana orang-orang mulai mengembangkan pemikiran-pemikiran ilmiah dan ilmu pengetahuan.

“Metode pembelajaran tentunya akan lebih efektif diterapkan di usia dini,” imbuh Intan. Tahun ini, Museum Nasional merangkul para siswa setingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan menggelar Lomba Cerdas Cermat Kebudayaan Tingkat Nasional untuk SMP/MTs, yang akan diselenggarakan 25-26 Agustus 2015 mendatang bertempat di Museum Nasional.

Dalam pelaksanaan kegiatan ini, akan hadir perwakilan siswa SMP dari 33 provinsi di Indonesia, yang merupakan juara lomba serupa yang dilaksanakan di masing-masing provinsi. Tema Lomba , yaitu ”Mewujudkan Generasi Kreatif dan Inovatif melalui Wawasan Kebudayaan dan Perjuangan Bangsa”.

“Lomba cerdas cermat membantu siswa mengingat sekaligus memahami mengenai museum, termasuk sejarah dan perjuangan bangsa dibanding sekedar berkunjung biasa,” ujar Intan.

Disisi lain, untuk meningkatkan ketertarikan generasi muda, Museum Nasional berinovasi dengan menghadirkan berbagai fasilitas dengan sentuhan teknologi informasi. Informasi koleksi Museum Nasional kini ditampilkan melalui media layar sentuh di sudut ruangan. Pun, kerjasama strategis dibangun dengan pihak Google Inc, perusahaan multinasional AS, dengan melibatkan Museum Nasional dalam Art Project yaitu program kerjasama global yang melibatkan institusi kebudayaan dari berbagai negara untuk dipromosikan dalam situs resmi Google Cultural Institute. Bahkan, Google saat ini tengah mengembangkan jelajah virtual (indoor street view) Museum Nasional.

Ferlian Putra