You are currently viewing Kakawin Sutasoma dipamerkan di Museum Nasional

Kakawin Sutasoma dipamerkan di Museum Nasional

  • Post author:
  • Post category:Berita

Jakarta, 2 Juni 2017. Pembukaan  Pameran Lahirnya  Pancasila menampilkan performing dari Tio Pakusodewo yang membawakan pidato Ir. Sukarno pada 1 juni 1945 dalam sidang BPUPKI yang kemudian dikenal dengan judul ” Lahirnya Pancasila” . Melengkapi acara ditampilkan tarian tradisional  dari tiga daerah di Indonesia, Jakarta, Sumatra Barat, dan Kalimantan yang menggambarkan masyarakat Indonesia yang beragam budaya dan corak disambung dengan penampilan  penari-penari yang membawakan tarian tradisional  secara bersama-sama membawakan tarian kontemporer yang memberikan pesan  bahwa walaupun  berbeda-beda namun kita tetap satu (Bhinneka Tunggal Ika) dimana semboyan tersebut sangat sesuai dengan konsep bangsa Indonesia .

Pameran ini menyajikan koleksi naskah dari tiga institusi nasional yaitu Arsip Nasional RI, Perpustakaan Nasional RI dan  Museum Nasional Indonesia.  Museum Nasional turut memamerkan satu arca Garuda dari abad 14 M, dimana Arca ini adalah cikal bakal dari lambang negara Republik Indonesia yaitu Garuda Pancasila. Satu hal yang menjadi catatan sejarah dalam pameran ini adalah untuk pertama kalinya Kakawin Sutasoma karangan Mpu Tantular di pamerkan di publik, dimana dalam salah satu seratnya tertulis Bhinekka Tunggal Ika. Artinya disini bahwa pada masa itu pun perbedaan atau yang lebih tepatnya keberagaman pun sudah ada dan mampu dikelola dengan baik  sehingga menjadi kekuatan yang mampu menjadikan Majapahit menjadi kerajaan yang berpengaruh  di masanya.

Pameran Lahirnya Pancasila yang bertemakan “Saya Indonesia, Saya Pancasila ” ini resmi dibuka secara bersama-sama dengan pengguntingan pita oleh Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ,Dr.Hilmar Farid, Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) , Dr. Mustari Irawan, MPA, dan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia,  pada hari Jum’at , 2 Juni 2017. Turut  hadiri  para pejabat Eselon 2 di lingkungan Direktorat Jenderal Kebudayaan, komunitas sejarah , siswa-siswi sekolah dan segenap elemen masyarakat. Pameran akan berlangsung dari tanggal 2-15 Juni 2017.