Batu,
Candi Jago, Tumpang, Malang, Jawa Timur
Panjang. cm, Lebar cm, Tinggi cm
Abad Ke-13 Masehi
Aksara : Dewanagari
Bahasa : Sanskerta
Museum Nasional Indonesia
No. Inv. 247 a/3640
Arca menggambarkan tokoh dewa Sudhanakumara; kondisi arca tidak begitu baik dibandingkan dua arca yang lain, pecah dan terbelah di bagian leher dan sandarannya (fragmen sandarannya hilang) tetapi sudah dibina ulang kembali dengan semen. Bagian alas arca yang biasanya digambarkan berdiri di atas bunga teratai ganda juga hilang, demikian juga bagian telapak kaki tinggal separo dan hidungnya gompel. Arca berdiri tegak lurus dengan kepala agak condong ke kiri [dari sudut pandang pengamat].
Arca bersandar pada stela berbentuk lonjong dan agak mengecil ke bawah, sebentuk lingkaran cahaya yang bentuknya sama dengan sandaran melingkupi bagian kepala. Arca bertangan dua, kedua telapak tangan didekapkan di dada (dalam sikap menghormat); sebuah kitab (sutra?) dikempit di lengan kanan. Di sebelah kanan dan kiri arca diapit ukiran tumbuhan teratai yang keluar dari bonggolnya (menunjukkan arca langgam Singhasari). Inskripsi pendek ini menunjukkan bahwa nama arca tersebut adalah Sudhanakumāra. Ia adalah pasangan (dewi) Syamatara atau “ Tara Hijau”. Keempat figure, Hayagriva, Bhṛkuṭī, Sudhanakumāra, dan Syamatara adalah arca pendamping Amoghapasa Lokesvara, candi utama yang ada di halaman Candi Jago.