Nomor Inventaris : D. 198/6468 & 6469
Tempat Temuan : Rambahan (Padang Candi), Batanghari, Jambi & Padang Roco (Sungai Langsat), Sumatra Barat
Aksara : Jawa Kuna & Sumatra Kuna
Bahasa : Jawa Kuna & Sanskerta
Abad/Tahun : 1208 Śaka (= 1286 M) dan 1269 Śaka (= 1347 M)
Arca Amoghapaśa ini bergaya seni Singasari dan salah satu perwujudan dari Awalokiteśwara. Arca digambarkan berdiri di atas lapik kecil bundar berbentuk bunga teratai ganda pada sebuah landasan besar berbentuk segi empat panjang. Arca berlengan delapan tetapi sebagian besar sudah rusak, hanya menyisakan dua lengan yang menempel pada sandaran (prabhamandala). Oleh karena itu, menjadi tidak jelas lagi apa yang dipegang oleh masing-masing tangan arca tersebut. Kepalanya memakai mahkota dan bersandar pada śirascakra (lingkaran cahaya) berbentuk oval; sayang sekali raut wajahnya sudah aus. Arca bersandar pada prabhamandala dengan bagian atas kepala dibuat menonjolbersandar pada stela dengan bagian atas kepala dibuat menonjol.
Sekeliling arca utama terdapat arca-arca pengiring berjumlah 14 (sebagaimana dinyatakan di dalam prasasti Amoghapaśa A) yang menempel pada sebuah sandaran (prabhamandala). Empat arca pengiring yang besar, dua di sebelah kanan dan kiri, berdiri sambil mendongakkan kepala dengan sikap tubuh dan tangan menghormat di hadapan arca utama. Keempat arca pengiring di sebelah kanan dan kiri ini juga berdiri atas lapik oval berbentuk bunga teratai ganda. Arca-arca ini kemungkinan besar adalah Syamatāra, Sudhanakumara, Hayagriwa, dan Bhṛkuṭi. Keempat arca pengiring di sebelah kanan dan kiri ini juga berdiri atas lapik oval berbentuk bunga teratai ganda. Di sebelah kiri dan kanan keempat arca pengiring berdiri ini ada hiasan tumbuhan teratai yang muncul dari bonggolnya (ciri-ciri hiasan gaya Singhasari). Kemudian, di atasnya terdapat sepuluh arca yang lebih kecil duduk pada bantalan bunga teratai ganda, seolah-olah melayang di sekitar arca utama.
Pada landasan arca, yaitu pada sisi muka (vertikal) terdapat ukiran relief berjumlah tujuh panel; setiap panel dibatasi oleh hiasan tumbuhan teratai. Relief-relief yang dimaksud menggambarkan (dari kiri ke kanan) kuda, cakra, permaisuri, permata, menteri, hulubalang, dan gajah. Relief-relief tersebut, sebagaimana dalam prasasti Amoghapaśa A, disebut dengan istilah saptaratna atau “tujuh permata”. Saptaratna merupakan lambang seorang cakravartin (rajadhiraja atau raja dari segala raja). Tautan terkait :Amogaphasa