You are currently viewing Jong Java

Jong Java

  • Post author:
  • Post category:Sejarah

Organisasi ini yang pada permulaan bernama “Tri Koro Darmo” ( Tiga Tujuan mulia ) didirikan tanggal 7 Maret 1915 dan diresmikan di Gedung Budi Utomo, atas prakarsa Dr. Satiman Wirjosandjojo yang kemudian menjadi ketuanya, wakil ketua Wongsonegoro, sekretaris Sutomo, anggotanya Muslich, Mosodo dan Abdul Rahman  ( Lihat 22 h. 318).

Maksudnya ialah mengadakan suatu tempat latihan untuk calon-calon pemuda nasional. Cinta tanah air harus menjadi dorongan, tanah air kekurangan sekali pemuda-pemuda yang cakap.Disamping itu berusaha menarik perhatian umum untuk kebudayaan Jawa seluruhnya, dan akan mempertebal persaudaraan diantara semua suku-suku bangsa Indonesia yang hidup disini ( Lihat 1 h.35 ).

Yang kebanyakan menjadi anggota ialah murid-murid sekolah menengah yang berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Murid-murid yang berasal dari Sunda ( Jawa Barat ) dan Madura berpendapat bahwa perkumpulan itu terlalu sempit.

Untuk menjernihkan kesalah-fahaman ini, dalam kongres I di Solo 12 Juni 1918, namanya dirubah menjadi “Jong Java”. Perubahan nama ini dimaksudkan supaya perkumpulan ini mendapat pengikut yang lebih luas termasuk Sunda, Madura dan Bali ( Daerah-daerah yang berdasarkan kebudayaan Jawa ). ( Lihat 22 h.319 ).

Maksud dan tujuan perkumpulan Jong Java adalah membangunkan persatuan Jawa-Raya akan dicapai antara lain dengan jalan mengadakan suatu ikatan yang baik diantara murid-murid sekolah menengah bangsa Indonesia. Berusaha menambah anggota-anggota dan menimbulkan rasa cinta akan kebudayaan sendiri.

Oleh karena jumlah murid-murid Jawa merupakan anggota terbanyak, maka perkumpulan Jong Java tetap bersifat Jawa. Hal ini ternyata dalam kongres keduanya yang diadakan di Yogyakarta tahun 1919 hanya didatangi sedikit oleh anggota yang tidak berbahasa Jawa, tetapi kongres ini mendapat kunjungan yang besar, yang dibicarakan antara lain : soal milisi untuk bangsa Indonesia, mengubah bahasa Jawa lebih demokrasi, perguruan tinggi, kedudukan wanita Sunda, sejarah tanah Sunda dan arti pendirian nasional Jawa dalam pergerakan rakyat ( Lihat 1 h. 35 ).

Pada pertengahan tahun 1920 diadakan kongres yang ketiga di Solo, dan pada pertengahan tahun 1921 kongres yang keempat di Bandung. Dalam kedua kongres itu tujuannya masih tetap yaitu membangunkan cita-cita Jawa Raya, dan mengembangkan rasa persatuan diantara suku-suku bangsa di Indonesia. Dalam kongres-kongres itu tidak disebutkan bahwa Jong Java tidak akan ikut dalam aksi politik. Tetapi dalam kongres kelima di Solo tahun 1922 disebutkan bahwa Jong Java tidak akan mencampuri politik atau aksi politik ( Lihat 1 h.113).

Dalam perkembangan selanjutnya Jong Java mau tidak mau harus mendapat pengaruh politik. Pengaruh politik pertama masuk kedalam Jong Java datang dari Serikat Islam ( S.I ) dibawah pengaruh “Haji Agus Salim”.

Dalam kongresnya pada tahun 1924 pengaruh S.I itu makin terasa, tapi akhirnya Jong Java nyaris terjadi perpecahan, dan mereka tetap mempertahankan pendiriannya meninggalkan perkumpulannya dan mendirikan “Jong Islamieten Bond” ( Lihat 1 h. 121 ).

Dalam kongres Jong Java tahun 1926 di Solo dengan suara bulat tujuan perkumpulan dirubah, akan berusaha memajukan rasa persatuan para anggota dengan semua golongan bangsa Indonesia, akan bekerja sama dengan perkumpulan-perkumpulan pemuda Indonesia lainnya, ikut serta dalam menyebarkan dan memperkuat faham Indonesia bersatu. Ketuanya R.T Djaksodipuro kemudian bernama R.T Wongsonegoro beliau juga menjadi anggota “Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia ( P.P.P.I )”, tokoh-tokoh lainnya Koentjoro, Mawardi ( Lihat 1 h. 114).

 

sumber : Buku Peranan Kramat Raya