You are currently viewing Diskusi Sosok dan Perjuangan Tokoh Sumpah Pemuda Emma Poeradiredja

Diskusi Sosok dan Perjuangan Tokoh Sumpah Pemuda Emma Poeradiredja

  • Post author:
  • Post category:Berita

Senin (20/3/2017) Museum Museum Sumpah Pemuda merupakan salah satu museum sejarah, dalam rangka menjalankan visi dan misi serta mengacu kepada tugas dan fungsi Museum Sumpah Pemuda. Tahun Anggaran 2017 Museum Sumpah Pemuda menyelenggarakan kegiatan  Diskusi Sosok dan Perjuangan Tokoh Sumpah Pemuda Emma Poeradiredja Aula Museum Sumpah Pemuda.

Emma Poeradiredja adalah salah satu Tokoh Sumpah Pemuda yang hadir pada Kongress Pemuda Pertama 1926 dan Kongres Pemuda Kedua pada tanggal 28 Oktober 1928. Beliau aktif dalam organisasi kewanitaan dan mendirikan Dameskring . Organisasi ini bertujuan memupuk dan meningkatkan kemampuan kepemimpinan kaum wanita. (Lasmiyati, BPNB Jawa Barat)

Ada pun Pembicara/ Narasumber pada Diskusi Sosok dan Perjuangan Tokoh Sumpah Pemuda Emma Poeradiredja yang akan hadir adalah Ibu Amarawati Poeradireja anak dari Emma Poeradiredja, Prof. DJoko Marihandono Dosen FIB Univeristas Indonesia, Lasmiyati Peneliti dari BPNB Jawa Barat.

Kegiatan Diskusi Sosok dan Perjuangan Tokoh Sumpah Pemuda Emma Poeradiredja bertujuan untuk mengangkat salah satu Tokoh Sumpah Pemuda yaitu Emma Poeradiredja dan memperkenalkan kepada masyarkat luas.

Emma Poeradiredja, lahir di Cilimus Kuningan Pada 13 Agustus 1902.  Ayahnya bernama Raden Kardata Poeradiredja. Ayahnya pernah bekerja sebagai Redaktur Kepala untuk bahasa Sunda pada Pustaka Rakyat, dan pernah menjabat sebagai Residen Priangan pada 1945. Ia juga aktif  dalam organisasi Paguyuban Pasundan dan Lembaga Bahasa. (Lasmiyati, BPNB Jawa Barat)

Pelajaran yang dapat saya petik dari didikan Ibu Emma Poeradiredja yaitu berkata jujur, beliaulah contoh sosok seorang yang jujur, disiplin, amanah, zakelijk dan banyak menolong orang dengan ikhlas. Ibu Emma Poeradireja yang mengajarkan hidup saya mandiri, harus bisa menyelesaikan semua persoalan sampai tuntas tanpa mengeluh, bertanggung jawab atas pilihannya dan mengajarkan saya untuk santun menghadapi berbagai orang di masyarakat tutur Amarawati Poeradiredja Soesmono.