You are currently viewing Deskripsi tokoh R.M. Joesopadi Danoehadiningrat

Deskripsi tokoh R.M. Joesopadi Danoehadiningrat

Joesopadi Danoehadiningrat dilahirkan pada 3 Nopember 1903 di Dalem Pudjokusuman, Yogyakarta. Pendidikan pertama yang Ia tempuh di HIS (Hollandsch Inlandsch School) Yogyakarta saat berusia tujuh tahun dan melanjutkan sekolahnya ke MULO (Meer Uitebreid Lager Onderwijs) Yogyakarta. Selepas MULO Ia melanjutkan sekolahnya ke AMS (Aglemeene Middelbare School) di Kotabaru Yogyakarta. Ia kemudian datang ke Jakarta pada 1927 untuk melanjutkan sekolah ke RHS (Recht Hoge School) Sekolah Tinggi Hukum. Selain mendapatkan pendidikan formal, Ia mendapatkan pendidikan kebudayaan informal dari keluarga dan lingkungannya, karena Ia lahir dan besar dilingkungan kraton kasultanan Yogyakarta. Sejak bersekolah di AMS, Ia mulai terlibat aktif dalam kegiatan Jong Java dan terpilih menjadi ketua Jong Java Cabang Jakarta pada 1924. Saat bersekolah di RHS, Ia bergabung dengan organisasi Pemuda Indonesia cabang Jakarta, karena rasa nasionalisme yang tertanam didirinya juga disebabkan sikapnya yang terbuka dan senang berbaur dengan para pemuda. Ia terlibat dalam peristiwa penting yang melahirkan Ikrar Sumpah Pemuda pada 27- 28 Oktober 1928. Setelah Kongres Pemuda Kedua Joesoepadi juga menjabat sebagai Sekertaris I dalam KBIM (Komisi Besar Indonesia Muda).

Meskipun sibuk dalam perkuliahan dan berorganisasi Joesoepadi menjadi pengajar di Taman Siswa Kemayoran Jakarta sebagai bentuk pengabdiannya pada negara dan ikut serta dalam mencerdaskan bangsa melalui pengajaran, Ia jalani dengan senang hati dan sungguh-sungguh. pada 1949 Ia diberi tanggung jawab untuk menangani permasalahan sosial akibat perang, salah satunya menangani korban Agresi Militer Belanda pertama (1947). Pada 1951 Ia menjabat sebagai kepala Jawatan Bimbingan Sosial di Kementrian Sosial. Karena pengetahuannya yang luas dalam bidang kebudayaan terutama kebudayaan Jawa, Ia diminta membantu Kementrian Luar Negeri dalam bidang kebudayaan. Pada 1952 Ia menjadi anggota delegasi Indonesia pada kongres Perserikatan Bangsa Bangsa di Paris dalam persiapan untuk mendirikan UNESCO (Badan Pendidikan dan Kebudayaan yang bernaung dibawah PBB). Pada 4 Juni 1959. Joesoepadi meninggal akibat penyakit asma yang dideritanya, Ia dimakamkan di Taman Pemakaman umum Karet. Atas baktinya selama hidup kepada nusa dan bangsa, Ia diberi tanda kehormatan Satyalencana Kebaktian Sosial.