You are currently viewing Bahder Djohan Semangat Dan Pengapdiannya

Bahder Djohan Semangat Dan Pengapdiannya

  • Post author:
  • Post category:Berita

Stovia boleh dibilang sebagai tempat tumbuhnya kesadaran para pemuda akan arti sebuah bangsa, sekolah dokter itu, tidak hanya melahirkan budi utomo sebagai organisasi modern pertama tetapi juga tokoh-tokoh yang berperan penting dalam proses pergerakan nasional hingga pada masa awal kemerdekaan. Salah satu tokoh penting itu adalah Bahder Djohan. Mungkin nama Bahder Djohan tidak begitu dikenal oleh masyarakat luas, namanya juga jarang disebut dalam buku-buku pelajaran sekolah bahkan di kampus sekalipun. Bahder Djohan Adalah sahabat karib Bung Hatta ia sudah mengenal Hatta sejak sekolah di Bukti Tinggi hingga bersama -sama membangun organisasi pemuda Sumatera Jong Sumatranen Bond.

Bahder Djohan Lahir di lubuk Bengalung Padang 30 Juli 1902 – meninggal di Jakarta, 8 Maret 1981. sebagai tokoh Sumatera ia dipercaya sebagai pembicara pada kongres pemuda pertama tanggal 30 April- 2 Me 1920 pidatonya berjudul “Kedudukan Wanita dalam Masyarakat Indonesia” dipuji oleh Moh Tabrani sebagi ketua kongres Pemuda ke I. dalam perjalan karir setelah kemerdekaan Bahder Djohan pernah menjabat sebagai Ketua Umum Palang Merah Indonesia 1954-1957, Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan 1950-1951 dan 1952-1953, Rektor Universitas Indonesia 1954-1958. Sebagai dokter ia dipercaya sebagai Direktur RSUP Cipto Mangunkusumo 1953-1954.

Melihat Jasa dan pengabdian Bahder Djohan yang begitu besar bagi bangsa dan negara maka Museum Sumpah Pemuda akan Mempekenalkan tokoh tersebut dalam Diskusi Tokoh pada 21 Mei 2019 dan pameran tokoh pada bulan Oktober 2019. Dengan di selengarakannya kegiatan tersebut diharapkan masyarakat lebih mengenal tokoh Bahder djohan dan menjadikannya suri tauladan bagi generasi masa kini.