You are currently viewing Adenan Kapau Gani “Bermain Film”

Adenan Kapau Gani “Bermain Film”

Adenan Kapau Gani menempuh pendidikan di GHS selama sebelas tahun, dari tahun 1929 hingga tahun 1940. Masa pendidikan yang ia tempuh relatif cukup lama karena rata-rata mahasiswa GHS menempuh pendidikannya di perguruan tinggi di jalan Salemba Raya No. 4 tersebut selama tujuh tahun (Ibid.: 22). Lamanya Adenan Kapau Gani menempuh pendidikan disebabkan kesibukannya pada kegiatan politik dan keharusannya untuk mandiri mencari uang guna membiayai hidup dan pendidikannya selama di Batavia.

Antara tahun 1924 sampai dengan tahun 1940, beberapa pekerjaan telah dilakoni Adenan Kapau Gani. Menjadi  makelar pembelian buku-buku asing,  manager klub, wartawan  lepas, manager rumah penginapan,  penerbit  buku dan  aktor  film adalah pekerjaan-pekerjaan yang pernah dilakoninya. Sebagai aktor film ia sempat membintangi sebuah film yang berjudul  “Asmara  Murni”. Pada film tersebut Adenan Kapau Gani berperan sebagai pemeran utama laki-laki berpasangan dengan aktris Ngagedek Ratu Juriah.

Ketelibatan Adenan Kapau Gani dalam film sebagai aktor,  menimbulkan kegegeran dalam panggung politik pada saat itu. Sebab tidak biasa seorang tokoh politik terjun dalam layar perak. Arus kebudayaan ketika itu masih menganggap rendah seorang pemain film. Jadi seorang tokoh politik seperti Adenan Kapau Gani, dalam pandangan masyarakat tidak layak main film. Bahkan Mohammad Isnaeni seorang anggota  Gerindo dan teman separtai Adenan Kapau Gani, mengatakan bahwa dalam kampanye pemilihan untuk Volksraad, Gerindo dikalahkan oleh Parindra disebabkan Adenan Kapau Gani. Karena kepada masyarakat pemilih, para propagandis Parindra menyerukan agar jangan memilih Gerindo yang ketua umumnya seorang pemain film (Nalenan,2004:2).

Walaupun terjadi kritikan dari dalam partai, Adenan Kapau Gani tetap menganggap keputusannya bermain film tidak mengganggu popularitas partai. Ia pun tidak menaruh dendam atas kritikan tersebut, bahkan ia tetap menghormati dan membantu seluruh anggota partai. Terbukti ketika Adenan Kapau Gani sangat memerlukan biaya untuk keperluan ujian akhir di GHS ia tetap menyisihkan sebagian honorarium sebagai pemain film untuk digunakan memenuhi keperluan teman-temannya. Ia membagi rasa dengan temannya yang ternyata sangat memerlukan uang ketika itu.

Sementara itu, kiprah Adenan Kapau Gani sebagai manajer klub dimulai pada tahun 1929 sampai dengan tahun 1940. Ketika itu ia menjadi anggota  organisasi Persatuan Pemuda Pelajar Indonesia (PPPI). Karena sifat kepemimpinannya yang menonjol ia diangkat menjadi manajer  “Indonesia Club“ (IC) yang terletak di Kramat Raya No. 106 Jakarta (sekarang Gedung Museum Sumpah Pemuda). Ditempat itulah lagu Kebangsaan Indonesia pertama kali diperdengarkan pada Kongres Pemuda Kedua  tahun 1928. Ketika menjadi menjadi manajer IC, Adenan Kapau Gani tinggal di gedung itu pula.

Di kalangan teman-temannya Adenan Kapau Gani dikenal sebagai sosok yang setia kawan, konsekuen, dan loyal serta berani dalam kebenaran. Ia tidak akan ragu-ragu untuk melakukan suatu tindakan untuk hal yang benar, walaupun nyawa taruhannya.

Tahun 1936 sekretariat  IC  pindah dari Kramat Raya 106 ke Kramat  Raya 158. Pengalaman Adenan Kapau Gani sebagai manajer klub turut mengasah bakatnya di bidang organisasi. Hal itu berguna di saat ia aktif mengorganisir kegiatan dalam partai politik, pemerintahan dan militer.

 

Sumber : Sosok Pejuang Bangsa Adenan Kapau Gani, Cetakan Pertama Museum Sumpah Pemuda 2009