You are currently viewing Adenan Kapau Gani Bagian 4

Adenan Kapau Gani Bagian 4

  • Post author:
  • Post category:Tokoh

Lahirnya Geneeskundige Hogeschool

Berdirinya Geneeskundige Hoge School berawal dari keinginan Dr. Abdul Rivai yang memimpikan para pelajar bumiputera yang hendak meraih gelar sarjana kedokteran dapat menempuh pendidikannya di tanah air. Abdul Rivai adalah senior Adenan Kapau Gani di STOVIA yang juga dilahirkan di Palembayan tahun 1887.  Sama seperti Adenan Kapau Gani, ayah Abdul Rivai juga seorang guru.

Abdul Rivai yang dikenal berwatak keras dan ulet itu menamatkan Sekolah Dokter Jawa (STOVIA) di Jakarta pada 1899. Namun, setelah lulus, dia belum ingin langsung praktik dan malah ingin melanjutkan studi ke Belanda. Dalam masa penantian, sebelum mendapat kesempatan melanjutkan sekolah di Belanda, ia mempergunakan waktu senggangnya untuk menulis dan mengirim berbagai artikel ke sejumlah suratkabar di Indonesia maupun di Eropa. Suratkabar yang memuat tulisannya antara lain Bintang Hindia, Bendera Welanda, Pewaris Welanda, Oost en West, dan Algemeen Handelsblad di Amsterdam. Bahkan setelah bersekolah di negeri Belanda pun, Rivai malah sempat menjadi redaktur mingguan Bintang Hindia. Di koran ini, ia konsisten mengarahkan penanya, memperjuangkan kedaulatan tanah air dan menyerang kaum kolonial yang menjajah bangsanya.

Pada tahun 1910 Rivai berhasil menyelesaikan pendidikannya sehingga berhak memakai gelar “Arts”, sederajat dengan dokter-dokter Eropa. Abdul Rivai adalah orang Sumatera Barat kedua, yang meraih gelar sarjana, setelah Bagindo Zainuddin, yang menamatkan Sekolah Tinggi Pertanian di Wageningen, Belanda. Setelah lulus Abdul Rivai pulang ke tanah air dan menjadi dokter di Batavia. Sambil menjalankan tugas sebagai dokter spesialis di daerah Tanah Abang, Rivai tetap bersikap kukuh dalam kegiatan kewartawanannya, antara lain di suratkabar Bintang Timur. Belanda mencoba “melunakkan” dokter-wartawan ini dengan mengangkatnya sebagai anggota Volksraad (Dewan Rakyat) di Jakarta. Ketika menjadi anggota Volksraad, Abdul Rivai menggalang rekan-rekannya di dewan tersebut untuk mendesak pemerintah Hindia Belanda mendirikan perguruan tinggi kedokteran di Hindia Belanda.

Atas desakan Dr. Abdul Rivai dan beberapa anggota Volksraad lainnya, Pemerintah Hindia Belanda memutuskan untuk mendirikan Medisch Onderwijs Commissie (MOC) Komisi Urusan Kesehatan tahun 1919. Komisi ini mengeluarkan keputusan pada tahun 1925 yaitu Pemerintah Hindia Belanda akan mendirikan perguruan tinggi kedokteran di Batavia yang bernama Geneeskundige Hoge School. Konsekuensi dari keputusan itu maka STOVIA akan ditutup sedangkan NIAS akan diteruskan.

Sebagai masa peralihan para murid tingkat 1 dan 2 dari STOVIA dan NIAS diberi kesempatan masuk ke Geneeskundige Hogeschool setelah melalui jenjang pendidikan AMS bagian B (Ilmu pasti alam). Adenan Kapau Gani adalah salah satu dari murid pada tingkat tersebut. Sedangkan untuk murid tingkat 3 ke atas dari STOVIA meneruskan program pendidikannya di STOVIA hingga selesai. Setelah melakukan persiapan dalam penyediaan sarana dan prasarana maka GHS dapat dibuka dengan resmi pada tanggal  16 Agustus 1927.

Latar belakang Dr. Abdul Rivai bersikeras mendesak Pemerintah Hindia Belanda mendirikan perguruan tinggi kedokteran disebabkan  karena pengalaman yang dirasakannya sendiri.  Dr. Abdul Rivai dan kawan-kawannya merasakan hidup dalam kesukaran ketika berangkat ke Negeri Belanda sebagai dokter “Jawa” (karena lulusan STOVIA disebut dokter Jawa). Di Belanda mereka berjuang lebih keras dibanding para pelajar Belanda untuk belajar di suatu Perguruan Tinggi di Negeri Belanda. Budaya kolonial membuat posisi mereka dipandang rendah dalam lingkungan masyarakat Belanda, hanya prestasi yang tinggi yang membuat mereka dipandang sejajar. Berkat ketabahan hati dan kerja keras maksud mereka untuk kuliah di Belanda tercapai juga hingga memperoleh gelar Arts (dokter Belanda). Bahkan banyak diantaranya yang mencapai gelar Doktor. Setibanya kembali ke tanah air, mereka yang memperoleh gelar arts melalui himpunan “Vereeniging van Indlansche (Indonesische) Geneeskundige” mengadakan suatu gerakan untuk memperjuangkan diadakannya pendidikan dokter tingkat universitas di Hindia Belanda. (Hanafiah, 1976: 21)

Berkat kiprahnya sebagai dokter, wartawan dan anggota Volksraad yang tetap memperjuangkan kemajuan anak pribumi dan kemerdekaan bangsanya Dr. Abdul Rivai menjadi panutan bagi generasi sesudahnya termasuk oleh Adenan Kapau Gani.

 

Sumber : Sosok Pejuang Bangsa Adenan Kapau Gani, Cetakan Pertama Museum Sumpah Pemuda 2009