You are currently viewing PEMBENTUKAN KARAKTER SEJAK DINI MENENTUKAN MASA DEPAN BANGSA

PEMBENTUKAN KARAKTER SEJAK DINI MENENTUKAN MASA DEPAN BANGSA

Perkembangan zaman yang begitu pesat saat ini tidak hanya membawa manfaat bagi kemajuan peradaban manusia namun juga mebawa dampak negatif bagi para pemuda generasi penerus bangsa yang harus diantisipasi. Terutama perkembangan teknologi penyampaian informasi yang telah secara masif memaksa terjadinya perubahan sikap dan perilaku agar dapat beradaptasi dengan kemajuan zaman. Hal ini menjadi tantangan besar bagi kita semua terutama para generasi muda yang masih harus banyak belajar serta mendapatkan bimbingan agar dapat tumbuh menjadi generasi yang sehat baik fisik dan mental, cerdas, religius, berkarakter kuat serta memiliki rasa nasionalisme dan optimisme yang tinggi terhadap kemajuan dan masa depan bangsa dan negara.

Sehubungan dengan hal tersebut, Museum Perumusan Naskah Proklamasi sebagai museum sejarah perjuangan bangsa seputar persitiwa perumusan naskah proklamasi mengadakan kegiatan Diskusi Pembentukan Karakter Bangsa dengan tema “Penanaman Karakter Sejak Dini Terhadap Generasi Muda Demi Masa Depan Bangsa” pada tanggal 15 Mei 2018. Kegiatan ini adalah bagian dari realisasi tugas Museum Perumusan Naskah Proklamasi dalam memberikan pemanduan, penyuluhan dan layanan edukasi sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 43 Tahun 2016. Kegiatan ini juga sekaligus mendukung program kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam menyebarluaskan Pendidikan Penguat Karakter dalam setiap kegiatan kepada para pelajar.

Kegiatan ini dibuka oleh Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman (PCBM), Hari Widianto yang sekaligus memberikan motivasi kepada para peserta diskusi yang terdiri dari sekitar 120 pelajar SMP dari seluruh wilayah DKI Jakarta untuk menjadi generasi yang cerdas dan berkarakter. Kegiatan yang dipandu oleh pembicara Giri Susilo dan Syakir Purnomo, para konsultan pengembangan karakter dan SDM, dimulai dengan berkeliling museum dengan tujuan memberikan inspirasi (brainstorming) akan ide-ide kebangsaan dan nasionalisme. Kemudian dilanjutkan dengan diskusi dalam kelompok sebelum akhirnya mereka diminta untuk memaparkan hasil diskusi kepada forum.

Metode yang digunakan kegiatan ini adalah  Appreciative Inquiry sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Copperrider dan Whitney( 2005), yaitu merangsang perubahan kondisi sikap mental yang positif dengan asumsi utama bahwa dalam setiap organisasi terdapat potensi enerji positif yang hampir tak terbatas yang dapat diolah menjadi enerji untuk melakukan perubahan dengan mengkesampingkan emosi negatif, sikap kritik dan konflik yang timbul dari suatu masalah. Dikaitkan dengan tema diskusi, para peserta ditugaskan untuk menggali permasalahan bangsa saat ini dan dengan sikap mental optimis dan pemikiran positif akan kekuatan yang mereka miliki, mereka harus dapat merencanakan perbaikan-perbaikan dan merancang kondisi ideal kemajuan bangsa dalam kurun waktu 35 tahun yang akan datang.

Diharapkan kegiatan ini dapat menggali potensi pemikiran-pemikiran positif para generasi penerus bangsa dan membentuk karakter yang kuat serta rasa patriotisme dan nasionalisme yang tinggi demi meraih cita-cita bangsa di masa depan.