Pameran Tokoh DR. Soetardjo Kartohadikoesoemo

Pameran Tokoh “Soetardjo Kartohadikoesoemo”

“Di rumah mereka sendiri mereka demokratis, tapi dalam hal mengontrol pihak lain mereka menjadi otokratis, bahkan dictatorial, dengan demikian mereka sering cenderung mengabaikan hak menentukan nasib sendiri rakyat yang berada di bawah kekuasaan mereka. Dalam kenyataannya hanya tipis saja yang memisahkan demokrasi dan kediktatoran ketika kepentingan pihak ketiga berbicara.”
Soetardjo Kartohadikoesoemo, April 1940

Perjalanan bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaan tidak dapat dilepaskan dari tempat-tempat yang menjadi saksi peristiwa-peristiwa bersejarah, salah satunya adalah gedung yang beralamat di Jl. Imam Bonjol No. 1. Di gedung yang kemudian menjadi Museum Perumusan Naskah Proklamasi inilah, para founding fathers berkumpul untuk merumuskan suatu konsep yang kemudian dikenal sebagai naskah proklamasi kemerdekaan pada 16 Agustus 1945. Proklamasi kemerdekaan yang kemudian dibacakan pada 17 Agustus 1945 di halaman rumah Bung Karno di Jl. Pegangsaan Timur No. 56 (sekarang Monumen Tugu Proklamasi) telah menjadi satu peristiwa penting tentang lahirnya sebuah negara besar di kancah dunia.
Dalam memperingati hari ulang tahun RI ke 70 pada tahun 2015 yang mengangkat tema “Ayo Kerja”, Museum Perumusan Naskah Proklamasi mengadakan Pameran di DKI Jakarta dengan tema “Petisi Soetardjo : Sumbangan Kaum Pamong Praja Untuk Perintisan Kemerdekaan Indonesia”

Sekilas Tokoh “Soetardjo Kartohadikoesoemo”
Soetardjo Kartohadikoesoemo lahir di Blora pada 22 Oktober 1892. Soetardjo Kartohadikoesoemo adalah putra seorang Assistant-Wedono di onder-distrik Kunduran, Ngawi, yaitu Kiai Ngabehi Kartoredjo. Sedangkan ibunda Soetardjo, Mas Ajoe Kartoredjo, adalah keturunan keluarga pemerintahan dari Banten. Keluarga Soetardjo adalah keluarga pamong praja. Semua saudara laki-lakinya menjadi pegawai negeri, sedangkan yang perempuan menjadi istri pegawai negeri.
Soetardjo Kartohadikoesoemo menjadi sosok yang menarik untuk dikaji, bagaimana rekam jejak beliau yang berlatar belakang Pamong Praja turut serta membangun kesadaran nasional dan menjalankan pergerakannya dari dalam (korps pegawai negeri Hindia Belanda). Soetardjo Kartohadikoesoemo merupakan tokoh yang berada di balik munculnya Petisi Soetardjo yaitu sebuah Konsep Usul Petisi untuk Volksraad (semacam Dewan Perwakilan Rakyat pada masa Hindia Belanda). Petisi ini berisi permohonan agar diselenggarakan suatu musyawarah antara wakil-wakil Indonesia dan Negeri Belanda dengan kedudukan dan hak yang sama. Tujuannya adalah untuk menyusun suatu rencana pemberian pemerintahan yang berdiri sendiri (otonom) kepada Indonesia dalam batas Undang-Undang Dasar Kerajaan Belanda. Petisi ini lahir karena adanya peningkatan perasaan tidak puas di kalangan rakyat kepada pemerintah akibat kebijakan politik yang dijalankan Gubernur Jenderal de Jonge.
Petisi Soetardjo telah memberi bukti dan makna yang mendalam tentang peran dan toleransi kaum Pamong Praja bagi pemerintahan yang stabil, sejak Politik Etis sampai pergerakan keras kolonial dengan maksud tertentu. Apabila waktu itu Petisi diterima dan diberlakukan, kemungkinan sejarah kolonial Belanda akan berbeda kejadiannya.

Pameran Tokoh “Soetardjo Kartohadikoesoemo”
Kegiatan ini dibuka pada Kamis, 27 Agustus 2015 dan akan berlangsung selama satu bulan hingga Minggu, 27 September 2015. Pameran terbuka untuk umum, mulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB. Museum Perumusan Naskah Proklamasi juga mengundang sebanyak 200 sekolah dari tingkat TK hingga SMA se-DKI Jakarta untuk berkunjung.
Kegiatan ini dapat terlaksana berkat kerjasama antara Museum Perumusan Naskah Proklamasi dengan keluarga tokoh Soetardjo Kartohadikoesoemo, Dinas Pendidikan DKI, para narasumber serta instansi-instansi terkait.
Acara pembukaan pameran dimulai pada pukul 09.00 WIB di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, diawali dengan registrasi peserta, dilanjutkan laporan Kepala Museum Perumusan Naskah Proklamasi kemudian dilanjutkan Paduan Suara dari siswa-siswi SMAN 30 Jakarta. Acara berlanjut dengan sambutan keluarga tokoh Soetardjo Kartohadikoesoemo, kemudian dilanjutkan sambutan oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Kemdikbud sekaligus membuka pameran. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan doa, lalu pemotongan pita tanda pembukaan pameran, dilanjutkan peninjauan ke lokasi pameran, dan diakhiri dengan ramah tamah.
Adapun maksud dan tujuan dari kegiatan pameran “Petisi Soetardjo : Sumbangan Kaum Pamong Praja Untuk Perintisan Kemerdekaan Indonesia” di Museum Perumusan Naskah Proklamasi adalah :
1. Menumbuhkan semangat nasionalisme dan patriotisme di kalangan masyarakat;
2. Memberikan informasi mengenai Museum Perumusan Naskah Proklamasi kepada masyarakat;
3. Menyebarluaskan informasi sejarah perjuangan bangsa Indonesia khususnya tokoh Soetardjo Kartohadikoesoemo dalam perjuangan kemerdekaan;
4. Membina kerjasama yang baik dan sinergis dengan masyarakat dan sekolah yang ada di Wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.