You are currently viewing [MUSEUM DIGITAL : Agresi Militer Belanda 1]

[MUSEUM DIGITAL : Agresi Militer Belanda 1]

Di awal-awal Republik Indonesia berdiri, terdapat banyak sekali ujian yang dilalui. Pasca Perang Dunia II, Sekutu mengambil alih wilayah bekas jajahan Jepang, salah satunya Indonesia. Untuk prosesnya akan dilaksanakan oleh balatentara Inggris dibawah komando Panglima Komando Asia Tenggara, Lord Louis Mountbatten

Namun kedatangan Inggris justru disambut dengan pertempuran di berbagai daerah, salah satunya karena kedatangan mereka dibonceng oleh NICA (Nederlandsch Indië Civiele Administratie) yang menimbulkan kemarahan rakyat. Pertempuran-pertempuran terjadi di banyak tempat sehingga membuat Inggris mengirim Lord Killearn ke Indonesia dalam misi menyelesaikan perundingan antara Indonesia dengan Belanda dengan hasil ditandatanganinya Perjanjian Linggarjati. Namun realisasi di lapangan ternyata tidak sepenuhnya berjalan mulus. Beberapa kali terjadi gesekan antara pasukan Belanda dan pasukan RI di sejumlah daerah. Akhirnya, tidak sampai setahun kemudian, tepatnya 21 Juli 1947 Belanda melalui Letnan Gubernur Jenderal Hubertus van Mook melalui siaran radio menyatakan bahwa Belanda tidak terikat lagi dengan hasil Perjanjian Linggarjati dan melakukan agresi ke wilayah-wilayah RI, yang lebih dikenal sebagai Agresi Militer Belanda 1

Pemerintah RI melaporkan agresi itu kepada PBB bahwa Belanda telah melanggar Perundingan Linggarjati. PBB langsung merespons dengan mengeluarkan resolusi tertanggal 1 Agustus 1947 yang isinya menyerukan agar konflik bersenjata dihentikan. Desakan PBB dan dunia internasional membuat nyali Belanda ciut. Tanggal 15 Agustus 1947, pemerintah Kerajaan Belanda menyatakan akan menerima resolusi DK-PBB untuk menghentikan agresi militernya

Tutorial membuat gambar diatas bergerak:

  • Unduh dan pasang aplikasi SIJI di Google Playstore,
  • Kemudian arahkan ke gambar yang hendak di scan.
  • Jika berhasil, gambar akan bergerak dan ada suara dari narator (audio-visual).

#museumdigital #siji #munasprok #agresi #militer #Belanda