November 1933 Teuku Moehammad Hasan lulus dan mendapat gelar Meester in de Rechten (Mr.) dari sekolah hukum di Leiden, Belanda. Namun ketika ia pulang ke tanah air sebulan kemudian, ia mendapati bahwa segala gerak-geriknya diawasi Belanda. Buku-buku yang ia bawa pun disita oleh Belanda untuk diperiksa.
Setibanya di Aceh, beliau langsung terjun ke masyarakat utamanya di bidang pendidikan, diantaranya mempelopori berdirinya organisasi Atjehsche Studiefonds (Dana Pelajar Aceh) yang berusaha membantu anak-anak Aceh yang cerdas tapi tak mampu bersekolah. Ia juga menjadi Komisaris organisasi Perkumpulan Usaha Sama Akan Kemajuan Anak (PUSAKA) yang bertujuan mendirikan sekolah-sekolah berbahasa Belanda untuk kaum pribumi.
Selain itu ia mendirikan Perguruan Taman Siswa di Kutaraja pada 11 Juli 1937 dan sekaligus menjabat posisi ketua. Tak lama setelah pendirian, dikirimlah utusan untuk menemui Ki Hajar Dewantara di Yogyakarta serta memohon agar Taman Siswa memperluas jaringannya dengan berkenan membuka cabang di Aceh.
