You are currently viewing [BERBENAH : Tomegoro Yoshizumi]

[BERBENAH : Tomegoro Yoshizumi]

Tomegoro Yoshizumi lahir di Oizumi-Mura Nishitagawa, Tohoku, Prefektur Aomori pada 1911. Seperti kebanyakan anak muda Jepang lainnya, ia mengalami masa transisi dari periode Taisho yang lebih demokratis ke periode awal Shōwa yang totaliter.Ketika berusia 21 tahun, dia menjadi satu dari sekian banyak spion militer Jepang yang dikirim ke Hindia Belanda. Para spion Jepang itu menyamar dengan menjalankan beragam profesi, termasuk ia yang terhitung sukses berdagang. Ia juga sempat menjadi wartawan di Nichiran Shogyo Shinbun. Koran ini gencar mengkampanyekan jargon “Asia untuk Asia” dan “Jepang saudara tua”, sehingga menuai respons keras dari pemerintah Hindia Belanda. Pada saat Perang Pasifik pecah, ia ditangkap dan menjalani penahanan yang berat di Australia, yang membuatnya bersimpati terhadap gerakan kemerdekaan Indonesia. Pasca proklamasi kemerdekaan, ia kemudian bertemu dengan Tan Malaka dan diberi nama “Arif”Pada masa perang kemerdekaan, bersama Ichiki Tatsuo, ia memimpin Pasukan Gerilya Istimewa di sekitar Malang, Jawa Timur. Pasukan yang dibentuk pada 1948 ini merupakan satuan khusus di bawah militer Indonesia yang beranggotakan sekira 28 orang tentara Jepang yang bersimpati pada perjuangan kemerdekaan Indonesia. Mereka disebut “zanryu nihon hei” atau “prajurit yang tertinggal”.Ia wafat di Blitar pada 10 Agustus 1948 karena penyakit paru-paru, lalu dimakamkan di Taman Makam Pahlawan kota tersebut. Setelah kematiannya, pada 1958 Sukarno mengirimkan surat kepada Shigetada Nishijima sebagai penghargaan untuk Tatsuo dan Yoshizumi. Sebuah monumen kecil kemudian didirikan di kuil Seisho-ji di Minato, Tokyo dengan tulisan : “Kepada sdr. Ichiki Tatsuo dan sdr. Yoshizumi Tomegoro. Kemerdekaan bukanlah milik suatu bangsa saja, tetapi milik semua manusia. Tokyo, 15 Februari 1958. Soekarno.”Materi & Desain Visual @ombalee(S-1 Ilmu Komunikasi Universitas Sahid Jakarta)#BerbenahDiMunasprok