Sekolah Dokter Djawa

0
2590

Pada tahun 1847, Dokter W Bosch selaku kepala desa Banyumas mendapatkan laporan bahwa sebagian besar warga di wilayah kepemimpinanya terserang penyakit yang berbahaya. Hal ini membuat Dokter W Bosch kebingungan bagaimana cara mengatasi permasalahan tersebut. Karena semakin lama keadaan warga semakin memprihatinkan. Setelah berfikir mengenai hal apa yang harus dilakukan agar penyakit ini tidak semakin menjalar, akhirnya muncul sebuah ide yang mengatakan bahwa warga Banyumas akan diberi suatu buku panduan tentang kesehatan. Pemberian buku panduan ini bertujuan agar warga mendapatkan bimbingan kesehatan dan dapat menghindari segala hal yang membahayakan kesehatannya. Kabar tersebut memang terdengar akan mengurangi masalah, tetapi ada kendala yang menghambat untuk mewujudkan ide tersebut. Hambatan bahasa yang digunakan dalam buku panduan itu membuat Dokter W Bosch mengurungkan niatnya untuk hal tersebut. Bahasa yang digunakan dalam buku tersebut ialah bahasa Jawa dan Belanda. Dikarenakan sebagian besar warga Banyumas tidak memiliki pendidikan yang cukup untuk memahami bahasa Jawa dan Belanda, Dokter W Bosch mencari jalan keluar dengan cara merencanakan bimbingan pengajaran terhadap pemuda Bumiputra. Beliau merencanakan ingin mengambil pemuda-pemuda yang berbakat untuk dijadikan sebagai juru kesehatan, agar mereka bisa membantu mengatasi wabah penyakit di wilayah tersebut.

Setelah berfikir dengan matang, akhirnya pada tanggal 9 November 1847 diadakan pertemuan yang membahas tentang rencana pengambilan dan bimbingan pengajaran terhadap pemuda berbakat yang akan diseleksi dari berbagai wilayah. Pengambilan pemuda ini bertujuan agar tidak ada lagi warga yang terserang penyakit dan tidak melakukan hal yang bisa membahayakan kesehatannya. Rencana pengajaran tersebut akan dilaksanakan di Rumah Sakit Militer Weltevreeden yang akan dipimpin oleh pimpinan yayasan Rumah Sakit. Pertemuan tersebut menghasilkan beberapa keputusan lanjutan untuk bimbingan pengajaran, keputusan tersebut antara lain adalah: Mengambil 30 pemuda yang memiliki bakat untukdijadikan sebagai juru kesehatan dan memiliki kemampuan berbahasa Jawa, Pemuda yang dipilih berasal dari keluarga yang memiliki latar belakang baik, sopan santun dan berbudi, Pemuda yang berhasil terpilih akan diberikan gaji yang banyak dan mendapatkan perumahan secara cuma-cuma dari pemerintah, Pengambilan pemuda dilaksanakan di pulau Jawa dan diluar pulau Jawa, Kepemimpinan kursus diserahkan kepada pimpinan yayasan Rumah Sakit Militer.

Setelah resmi adanya sebuah keputusan pertemuan itu, kepengurusan kursus Dokter Jawa resmi dipegang penuh jabatannya oleh Dokter P Bleeker. Beliau memimpin kursus Dokter Jawa dan merupakan seorang kepala Rumah Sakit Militer Weltevreeden. Kursus ini resmi dibuka pada tahun 1951. Dokter P Bleeker memimpin kursus ini selama 9 tahun, mulai dari tahun 1951-1960. Didalam kursus ini diajarkan beberapa mata pelajaran yang harus dikuasai oleh para pemuda tersebut. Kursus ini dilaksanakan di gedung Rumah Sakit Militer. Pengajaran ini dilaksanakan dalam waktu 3 tahun, setelah tamat pemuda itu dapat menyandang gelar sebagai Dokter Jawa.

Tetapi dalam waktu 3 tahun, para pemuda tersebut belum bisa berdiri sebagai juru kesehatan. Seorang ahli menyatakan bahwa hanya dalam waktu 3 tahun pemuda tersebut belum memenuhi persyaratan. Menurutnya waktu yang paling singkat sekiranya ditambah 2 tahun dan pemuda yang akan mencalonkan dirinya sebagai seorang Dokter Jawa harus menempuh pendidikan minimal selama 5-8 tahun. Ada penambahan mata pelajaran bahasa Belanda yang wajib dikuasai oleh calon Dokter Jawa tersebut. Sehingga keputusannya adalah menambah waktu pengajaran sampai dengan waktu yang telah ditentukan agar bisa menyandang gelar Dokter Jawa.

Di Rumah Sakit Militer Weltevreeden didirikan sebuah gedung yaitu sekolah Dokter Jawa yang merupakan tempat dimana para pemuda tadi menjalani kursus tersebut. Sekolah Dokter Jawa didirikan pada tahun 1851. Aktivitas pendidikan dan asrama sekolah dokter jawa yang berlangsung setiap hari dinilai telah mengganggu kenyamanan Rumah Sakit, karena itu dewan pengajar memutuskan untuk memindahkannya dari Rumah Sakit Militer Weltevreeden.