Mewarisi Api Semangat Perjuangan Kartini melalui Diskusi Refleksi Pendidikan dan Kemandirian Kaum Wanita di Museum Kebangkitan Nasional

0
780

Sebelum abad ke-20, seorang perempuan di Indonesia dianggap tidak layak mendapatkan pendidikan. Jangankan mendapatkan pendidikan, perempuan hanya boleh berada di dapur, sumur dan kasur. Pendidikan menjadi sesuatu yang utopis bagi kaum perempuan. Dari situlah kegelisahan muncul dari nama-nama perempuan yang kemudian menggaung di tataran Nusantara karena kegigihannya mendobrak kungkungan nasib kaum perempuan pada masa itu.

Pendidikan menjadi angin segar bagi gersangnya nasib perempuan pada masa itu, menjadi lentera di tengah gelap gulita kehidupan yang tak terlihat ujungnya. Dimulai dari pemikiran, ide dan gagasan RA. Kartini yang kemudian membangkitkan semangat kaum perempuan untuk memperbaiki taraf hidupnya. Sampai hari ini Kartini menjadi sosok yang terus menginspirasi. Khususnya para generasi milenial dan generasi z yang membutuhkan sosok untuk menjadi teladan dalam rangka menjadikan Indonesia menjadi bangsa yang maju.

 

Berkaitan dengan Peringatan Kartini, 21 April 2019, Museum Kebangkitan Nasional mengadakan diskusi yang bertemakan “Refleksi Pendidikan dan Kemandirian Kaum Wanita.” Diskusi ini dilaksanakan pada Rabu 24 April 2019, di Ruang Boedi Oetomo. Diskusi berlangsung mulai pukul 08.00 – 12.00 WIB. Peserta diskusi 50 orang yang terdiri dari guru-guru sejarah, komunitas pecinta museum, mahasiswa sejarah, dan pegawai UPT di lingkungan Ditjenbud. Diskusi menarik ini dipimpin oleh moderator Nur Khozin, M.Hum selaku Plh Kepala Sie Edukasi dan Penyajian Museum Kebangkitan Nasional dengan narasumber Dr. Dri Arbaningsih, S.S, M.Phil., Sri Rosyati, dan Sri Irianingsih yang merupakan saudara kembar pendiri sekolah darurat Kartini.

Dengan terselenggaranya diskusi ini, diharapkan peserta diskusi sebagai generasi milenial dapat mengetahui tantangan untuk Indonesia dan dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan tersebut agar Indonesia lebih baik di masa yang akan datang. Generasi milenial juga dapat mengetahui perjuangan Kartini pada masa sekarang terhadap kemandirian kaum wanita.