Diskusi Sejarah Dimata Perfilman Indonesia

0
762

Diskusi Sejarah Dimata Perfilman Indonesia yang di laksanakan pada tanggal 20 Desember 2018 di Museum Kebangkitan Nasional diikuti sebanyak 88 peserta yang berlatar belakang Guru, Komunitas Sejarah dan Museum, Mahasiswa, Siswa. Kegiatan diskusi diawali dengan bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Diskusi hari ini menghadirkan dua pembicara yaitu Ibu C. Musiana Yudhawasthi yang merupakan anggota dari Lembaga Sensor Film Republik Indonesia sekaligus pendiri dari Komunitas Jejak Langkah Sejarah (Jelajah) dan Hendy Johari merupakan seorang Jurnalis Majalah Historia yang memiliki pengalaman melakukan riset film sejarah serta dan terlibat dalam penulis skenario film dokumenter yang berlatar belakang sejarah.

Dalam diskusi yang menarik selama 3 jam tersebut. Dipaparkan oleh Ibu Ina bagaimana dalam era global seperti ini Film bisa dijadikan sebagai alat penetrasi Budaya. Hal tersebut sudah berkembang pesat di Negara-negara maju kita bisa melihat industry film Hollywood, Bollywood, serta industry Film Korea yang memiliki strategi dalam menunjukan kebudayaannya melalui film-film yang kemudian ditonton banyak menarik minat penonton terhadap kebudayaan mereka, begitu juga dengan gaya hidup dalam sebuah film tersebut yang merupakan gambaran bahwa diluar sana ada sebuah kehidupan yang sedemikian rupa. Hal ini yang masih sulit untuk dilakukan dalam perfilman Indonesia karena cerita menarik saja masih kurang dalam Industri Film. Hal serupa disampaikan oleh Pak Hendy bahwa masing minimnya budget, kurangnya keahlian dari SDM Indonesia dalam perfilman serta kurangnya riset dalam suatu film sejarah membuat hasil yang diperoleh tidak maksimal. Hal tersebut masih memerlukan dorongan dari pemerintah sehingga Industri film tidak dibiarkan bebas berkembang tanpa ada tujuan yang bermakna bagi kemajuan bangsa dan Negara. sehingga Film-film sejarah yang dihasilkan mampu bersaing dipasaran serta mendapatkan tempat dihati masyarakat.