Catatan Perjalanan Timnas Sepak Bola Indonesia dalam ASIAN Games

0
1394

Gelaran ASIAN Games XVIII yang akan diselenggarakan pada 18 Agustus hingga 2 September 2018 mendatang, menjadi salah satu pesta olahraga terbesar di tahun ini. Indonesia boleh berbangga hati karena pada kali ini berkesempatan untuk menjadi tuan rumah ajang bergengsi tersebut. Ini merupakan kali kedua Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan ASIAN Games setelah yang pertama kali di tahun 1962. ASIAN Games digelar pertama kali di New Delhi, India pada 1951. Saat itu, hanya beberapa negara saja yang menjadi peserta. Namun seiring dengan berjalannya waktu, jumlah negara peserta pun bertambah banyak.

Indonesia sendiri tidak pernah absen mengikuti ASIAN Games sejak pertama kali keikutsertaannya di tahun 1951. Segudang prestasi telah dicapai oleh para atlet Indonesia selama 17 kali berpartisipasi dalam ajang ini. Tercatat, sebanyak 427 medali dengan rincian 91 medali emas, 122 medali perak, dan 214 medali perunggu telah diraih. Indonesia merupakan salah satu negara dengan tradisi olahraga yang kuat di Asia, maka tak heran bila koleksi medalinya cukup banyak.

Pembukaan ASIAN Games 1951 oleh Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru di New Delhi.

Salah satu cabang olahraga yang diikuti oleh Indonesia dalam ASIAN Games adalah sepak bola. Meski tidak terlalu unggul dalam cabang olahraga ini, prestasi Indonesia tidak bisa dipandang sebelah mata. Prestasi tertinggi timnas sepak bola Indonesia dalam ASIAN Games adalah pada gelaran ASIAN Games 1958 yang berlangsung di Tokyo, Jepang. Kala itu, ada 14 tim sepak bola yang bertarung demi memperebutkan tiga medali. Indonesia sendiri tergabung di Grup B bersama dengan India dan Myanmar di mana dalam babak ini Indonesia berhasil mengungguli kedua negara tersebut.

Keberhasilan timnas sepak bola Indonesia berlanjut hingga ke babak semifinal. Namun sayang, pada babak empat besar tersebut Indonesia harus takluk di tangan Taiwan dengan skor 0-1. Kendati demikian, timnas sepak bola Indonesia tetap meraih medali perunggu setelah memenangkan pertandingan melawan India dengan skor 4-1. ASIAN Games 1958 pun diingat sebagai prestasi terbaik dari tim sepak bola Indonesia dalam laga ASIAN Games. Wowo Sunaryo mencetak prestasi sebagai pencetak gol terbanyak dengan 23 gol saat melawan Myanmar dan India. Wowo merupakan pemain yang berasal dari klub Persib Bandung.

Empat tahun kemudian, Indonesia menjadi tuan rumah ASIAN Games yang ke IV. Dibuka oleh Presiden Soekarno pada 24 Agustus 1962 di Stadion Senayan, saat itu ada 140 atlet dari 17 negara yang bertanding dalam 13 cabang olahraga. Namun sayang meskipun bertanding di kandang sendiri, timnas sepak bola Indonesia mengalami kekalahan pada fase grup setelah diungguli Malaysia dengan skor 2-3. Meski menang 1-0 di laga pembuka melawan Vietnam Selatan, Indonesia kalah di selisih gol.

Tak hanya itu, perjalanan timnas sepak bola Indonesia di ASIAN Games 1962 juga memiliki catatan hitam. Sepuluh pemain timnas sepak bola yang berasal dari tiga klub besar saat itu (enam pemain Persib, tiga pemain PSM, dan satu pemain Persebaya) harus ditahan oleh polisi militer karena terbukti menerima suap dan terlibat dalam pengaturan skor. Kasus pengaturan skor tersebut dimulai saat melawan Vietnam Selatan di laga perdana. Rumor yang berkembang menyebutkan ada 10 pemain timnas sepak bola Indonesia melakukan pengaturan skor. Rumor tersebut kemudian dibuktikan dengan ditemukannya sejumlah uang di kamar para pemain tersebut di asrama pelatnas. Suap tersebut dilakukan oleh bandar judi yang membayar 25 ribu kepada setiap pemain timnas sepak bola Indonesia yang mengatur skor pertandingan sesuai dengan kepentingan bandar. Nilai tersebut 1000 kali lebih besar dari insentif yang diberikan PSSI, yang hanya sebesar Rp. 25.

Setelah tragedi memalukan tersebut, timnas sepak bola Indonesia menjadi tercoreng. KONI memutuskan untuk tidak lagi mengirimkan kontingen sepak bola ke ASIAN Games dan mengambil masa vakum selama 16 tahun. Absen di tiga edisi ASIAN Games (1974, 1978, 1982), AFC (Asian Football Confederation) kemudian  memberikan teguran dan menyatakan akan menghukum PSSI apabila tidak jugamengirimkan kontingen sepak bola di ASIAN Games berikutnya. PSSI akhirnya mengirimkan kontingen sepak bola di ASIAN Games 1986 yang berlangsung di Seoul, Korea Selatan. Pelatih timnas Indonesia saat itu, Bertje Martupelwa  membangun squad terbaiknya dengan membawa empat pemain bintang dari empat tim berbeda yaitu Robby Darwis (Persib), Herry Kiswanto (Krama Yudha Tiga Berlian – KTB), Adolf Kabo (Perseman Manokwari) dan Ricky Yacob (Arseto Solo).

Setelah penyelenggaraan ASIAN Games 1986, Indonesia kembali vakum pada cabang olahraga sepak bola ASIAN Games selama 20 tahun dan baru kembali berpartisipasi di ASIAN Games 2006 di Doha, Qatar. Nmaun hasilnya sangat mengecewakan, karena Indonesia hanya menjadi juru kunci grup dengan statistik kebobolan 11 gol dan hanya mencetak satu gol. Kemudian pada ASIAN Games 2014 di Incheon, Korea Selatan, timnas sepak bola Indonesia berhasil mengembalikan prestasi dengan lolos hingga babak 16 besar. Sayangnya, Indonesia kalah 1-4 di tangan Korea Utara. Meski demikian, penyerang Ferdinand Sinaga berhasil menjadi top scorer dengan mencetak enam gol.

(SAS)