Mewujudkan Kedaulatan Pangan Berbasis Kearifan Lokal

0
389

Direktorat Jenderal Kebudayaan menyelenggarakan acara Dialog Peran Negara dan Masyarakat Dalam Mewujudkan Kedaulatan Pangan Berbasis Kearifan Lokal di Hotel Harmoni, Garut (14/5). Kegiatan yang merupakan kerja sama dengan anggota Komisi X DPR RI ini dihadiri oleh Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat, Sjamsul Hadi.

Dalam sambutannya, Sjamsul Hadi menyampaikan bahwa kedaulatan pangan berbasis kearifan lokal selama ini sudah diterapkan di sejumlah daerah di Indonesia termasuk di Garut. Dia juga memuji masih terpeliharanya ritual yang dilakukan para petani di Garut baik sebelum kegiatan penanaman, saat panen, maupun setelah panen.

“Kedaulatan pangan berbasis kearifan lokal telah berjalan cukup baik di Garut selama ini. Terlebih Garut merupakan bagian dari lumbung pangan di daerah Jawa Barat sehingga diharapkan ini bisa menjadi solusi dari adanya ancaman rawan pangan yang menjadi kekhawatiran di seluruh negara saat ini,” ujar Sjamsul.

Dia berharap kearifan lokal yang selama ini diterapkan masyarakat Garut dalam sistem pertanian yakni dengan mempertahankan tata cara yang diwariskan nenek moyang tetap dijaga dan dilestarikan. Salah satunya dengan melakukan penanaman berbagai tanaman yang bisa memenuhi ketersediaan pangan, tidak hanya beras tapi juga hasil pertanian lainnya seperti singkong, jagung, kentang, dan jenis palawija lainnya.

“Selain masalah pangan, kami juga mendorong pengembangan dua sektor lainnya yakni sandang dan papan yang juga berbasis kearifan lokal misalnya pakaian tradisional serta bangunan tradisional yang juga masih banyak didapatkan di Garut dan masih terjaga dengan baik,” tambahnya.

Garut terkenal dengan keanekaragaman sumber daya alamnya terutama di sektor pertanian. Kota ini dikenal sebagai penghasil beras, sayuran dan buah-buahan yang berkualitas tinggi. Namun dengan semakin terbukanya pasar global, tantangan baru pun muncul dalam menjaga kedaulatan pangan. Salah satu upaya pencegahan rawan pangan yakni dengan mempertahankan kedaulatan pangan berbasis kearifan lokal. Cara ini dinilai sangat apektif dan sudah terbukti selama ini.