Mengangkat Derajat Seniman Jalanan

0
2385

Jakarta – Sebagai dukungan terhadap karya-karya seniman jalanan, Direktorat Kesenian, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayan RI menggelar Uji Gelar Pentas Ekspresi Seniman Jalanan di Kompleks Kementerian, Senayan Jakarta Pusat. Kegiatan ini menghadirkan 46 seniman jalanan terpilih dari wilayah Depok, Jakarta, Tangerang dan Bekasi.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Muhadjir Effendy mengatakan kehadiran seniman jalanan lewat karya-karyanya dirasa mampu mengimbangi suasana di Tanah Air yang penuh intimidatif.

“Ini cara yang bagus untuk mengimbangi suasana yang penuh intimidatif dan tidak mendidik. Kita tidak mungkin melawan sesuatu yang jelek dengan yang jelek juga. Saya meminta dukungan dari semua pihak, program ini bisa berjalan lebih meluas tidak hanya di Jabodetabek saja. Mari kita beri ruangan seluas-luasnya untuk mereka berekspresi dan berkreasi. Jusru dari kita berharap ada karya-karya otentik, bukan karya artifisial yang sudah terlalu membanjiri jagat musik kita,” dukung Muhadjir Effendy, saat sambutan.

Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kebudayan juga menyambut baik terselenggaranya acara tersebut. Ia menilai sudah seharusnya para seniman ini memperoleh akses di ruang publik, sehingga karya-karyanya dapat dinikmati oleh siapa saja.

“Kami juga mengundang para pengelola gedung dan tempat-tempat publik lainnya. Sebab tempat publik bisa menjadi rumah untuk seniman jalanan ini. Harapannya tentu kegiatan ini bisa terus ditingkatkan, sekarang mulai dari Jabodetabek. Saya kira ini sudah waktunya kesenian lebih kuat lagi di ruang publik,” tambahnya.

Sebelumnya, dari 154 seniman jalanan yang mendaftar terpilih 46 seniman terbaik. Peningkatan kompetisi seniman jalanan yang diselenggarakan Kemendikbud bekerja sama dengan Institut Musik Jalanan (IMJ), wadah bermusik yang berlokasi di Depok, Jawa Barat. Mereka dibina oleh seniman ternama Indonesia, sebut saja Gilang Ramadan dan Ridho ‘Slank’.

Senada dengan hal tersebut, Ridho ‘Slank’ berharap pembekalan yang diterima oleh seniman jalanan ini setidaknya mampu membuang stigma atau cap buruk di mata masyarakat. Sebab sekarang ini banyak preman berkedok pengamen yang justru memperburuk seniman saat mereka berkarya.

“Seniman berkedok pengamen ada saja, dengan mendapatkan tepuk tangan mereka nilai itu sudah  bagian dari seni. Buat saya hal yang paling utama adalah berkarya. Kita jangan mengenyampingkan kalau sudah berada di jalanan kita main saja, perform saja. Padahal berkarya itu paling penting. Ini yang perlu diketahui teman-teman seniman jalanan,” tukasnya.