You are currently viewing Peran Museum Rumah Bersejarah Basoeki Abdullah Dalam Perkembangan Seni Rupa Indonesia
Museum Basoeki Abdullah yang mengalami perkembangan setelah sebelumnya hanya berupa rumah "warisan" Basoeki Abdullah kepada masyarakat Indonesia.

Peran Museum Rumah Bersejarah Basoeki Abdullah Dalam Perkembangan Seni Rupa Indonesia

Pada saat ini peran museum dalam perkembangan pengetahuan dan wawasan seni rupa Indonesia masih belum optimal. Walaupun secara perlahan-lahan museum-museum seni rupa sudah berubah dari sekedar penyimpanan menjadi tempat pemameran karya-karya seni, namun belum banyak lembaga museum seni rupa yang benar-benar dapat melaksanakan tugasnya yang paling penting pada saat ini, yaitu menjadi pusat penelitian dan penelaahan seni rupa.

 

Museum Basoeki Abdullah menambah satu lagi museum tentang seorang tokoh seni rupa kita. Sebelumnya, sudah ada Museum Afandi (diresmikan tahun 1974), Museum Sudjojono (diresmikan tahun 1987), Museum Rusli, Museum Dullah, Museum Widayat (diresmikan tahun 1994). Agak berbeda dari museum tokoh seni rupa yang lain, Museum Basoeki Abdullah merupakan suatu museum rumah bersejarah yang berhubungan dengan kehidupan tokoh yang ditelaah.

Dalam suatu museum rumah bersejarah, yang ditampilkan adalah interpretasi tentang tokoh yang ditelaah dalam museum itu, baik sejarah kehidupannya, perjalanan berkaryanya, maupun gaya hidupnya. Ketiga hal itu berdasar pada kegiatan utama museum, yaitu penelitian.

Museum Basoeki Abdullah sebagai museum rumah bersejarah

Pertama, dapat dilakukan penelitian atas literature (buku, majalah, katalog, brosur, dan sebagainya) yang berhubungan dengan tokoh yang ingin ditelaah. Dokumen-dokumen dan arsip, merupakan bukti primer yang dapat sangat berguna dalam penelitian tentang tokoh itu. Selain itu, juga dapat dicermati bahan-bahan lain, seperti rekaman video, wawancara radio atau televisi, dan sebagainya, serta juga dapat dilakukan penelitian sejarah oral dengan cara mewawancara beberapa orang yang berhubungan dekat dengan tokoh tersebut. Bahan-bahan yang terkumpul dari penelitian itu, sudah dapat ditelaah untuk ditampilkan sebagai interpretasi dalam museum tersebut.

Museum rumah dari seorang tokoh apalagi yang boleh dianggap maestro seni rupa Indonesia, tentunya belum lengkap jika tidak menampilkan suatu interpretasi tentang perjalanan berkarya atau kesenirupaan tokoh itu. Penelitian atas karya-karya tokoh tersebut dari waktu ke waktu dapat menghasilkan suatu interpretasi atas perjalanan berkaryanya menurut periode-periode tertentu yang berhubungan dengan sejarah hidupnya. Suatu pameran karya-karya yang mencerminkan perjalanan berkarya itu dapat ditampilkan untuk memperkaya penelaahan tokoh itu.

Kelebihan dari museum rumah bersejarah dengan adanya benda-benda autentik yang berhubungan dengan atau pernah dimiliki tokoh yang ditelaah adalah kemampuannya untuk menampilkan cerita tentang tokoh itu secara lebih realistis. Karena itu, pameran ruang bersejarahnya harus di tata dalam suatu instalasi yang berdasar pada penelitian, dan tidak sekedar penempatan barang-barang milik tokoh itu semata. Suatu pameran ruang bersejarah yang baik harus dapat memberikan kesan tentang kepribadian tokoh yang ditelaah, kehidupan keluarganya, dan juga gaya hidup mereka. Pengetahuan mendalam tentang kepribadian dan gaya hidup tokoh yang ditelaah dalam suatu museum sangatlah penting untuk dapat benar-benar memahami jati diri dan kiprah kesenirupaan mereka.

Pada akhirnya, suatu museum rumah bersejarah yang baik, harus dapat menggali dan menyampaikan cerita-cerita yang sesungguhnya tentang tokoh seni yang ditampilkan, dengan didukung bukti-bukti otentik dokumen, benda-benda yang dimilikinya, karya-karyanya dan juga rumah serta isinya. Cerita-cerita itulah yang akan disimak kemudian dibawa pulang oleh para pengunjung untuk diteruskan kepada keluarga, teman, dan rekan mereka yang lain.

Museum Basoeki Abdullah, sejarah seni rupa Indonesia dalam jangkauan penelaahan lebih luas.

Sebagai suatu museum tentang seorang tokoh seni rupa yang masyhur dan punya peran dalam perkembangan seni rupa Indonesia, maka sudah dapat dipastikan bahwa Museum Basoeki Abdullah akan diarahkan sebagai suatu museum yang erat hubungannya dengan seni rupa. Untuk itu, jangkauan penelaahan (scope of interpretation) di museum itu perlu diperluas sehingga tidak terbatas pada tokoh Basoeki Abdullah semata. Tokoh itu dapat ditelaah dalam hubungannya dengan perkembangan sejarah seni rupa Indonesia secara lebih luas, misalnya dengan meneliti hubungannya dengan karya seni ayahnya, Abdullah Suryosubroto, atau bahkan gagasan-gagasan Dr. Wahidin Sudirohusodo. Perlu juga dipelajari hubungan antara karya-karyanya dengan mahzab Hindia Molek dan bagaimana pula dampak ketegangannya dengan S. Sudjojono terhadap karya-karyanya. Selain itu, seberapa jauh lingkar pengaruh (circle of influence)nya dalam peta seni rupa Indonesia juga perlu dikaji.

Dalam penelaahan tentang sosok seorang tokoh terlalu sering terjadi pengagungan tentang tokoh itu, sampai-sampai orang-orang di sekitar tokoh tersebut tidak punya peran apa-apa dalam mendukung keberhasilan tokoh tersebut. Penelaahan dalam suatu museum rumah bersejarah perlu diperluas sehingga menyertakan anggota keluarga termasuk para nelayan dan pembantu yang ikut memainkan peranan dalam rumah tangga tokoh tersebut, agar benar-benar komprehensif.

Perluasan jangkauan penelaahan dalam museum rumah bersejarah, selain memastikan penelaahan yang lebih komprehensif, juga menyediakan lebih banyak celah untuk memahaminya. Yang tertarik pada seni rupa Indonesia dapat lebih mengenal masa jaya Abdullah bersaudara (Abdullah Suryosubroto, Sudjono Abdullah, dan Basoeki Abdullah) dari karya-karya mereka. Ada juga yang tertarik pada karya-karya sang pelukis yang tercuri dari Museum Nasional tahun 1996, yang mendalami masalah perempuan mungkin akan tertarik untuk mempelajari makna representasi perempuan Basoeki Abdullah atau peran Ibu Nataya dalam kesenirupaan sang pelukis. Ada pula yang akan tertarik pada koleksi arloji Basoeki Abdullah, sedang banyak yang lain yang ingin tahu lebih jauh tentang peristiwa pembunuhan atas dirinya. Intinya, mengingat minat orang begitu beragam, dalam Museum Basoeki Abdullah harus ada sesuatu untuk semua orang (something for everyone), bukan hanya pecinta seni, tetapi juga masyarakat umum.

Diperluasnya jangkauan penelaah ini dengan sendirinya akan menuntut diadakannya kegiatan penelitian secara terus menerus atas bidang yang sangat beragam. Museum harus mampu menampung dan menjadi wadah bagi kegiatan-kegiatan penelitian tersebut, dengan didukung peran serta masyarakat secara interaktif. Cerita sebagai elemen utama yang dikomunikasikan dalam museum sangat penting peranannya, dan cerita itu bukan hanya berupa interpretasi museum, tapi juga harus bisa muncul dari para pemirsanya sendiri.

Museum Basoeki Abdullah diharapkan menjadi suatu museum rumah bersejarah yang menampilkan interpretasi tentang tokoh atau tokoh-tokoh yang berhubungan dengan tempat itu. Keberadaan tokohnya sebagai seorang perupa yang mahsyur, juga diharapkan akan menampilkan suatu galeri yang dapat menggelar karya-karya seni rupanya. Akhirnya museum itu harus merupakan suatu gabungan antara museum rumah bersejarah dan museum seni rupa Indonesia.

Yang penting, Museum Basoeki Abdullah harus menjadi suatu pusat kegiatan penelitian yang hidup, yang menarik bagi kelompok masyarakat yang beragam, dan mampu menarik peran serta aktif dari masyarakatnya. Mudah-mudahan museum baru ini dapat memenuhi tuntutan untuk menjadi museum yang akan benar-benar bermakna bagi masyarakatnya.

*Oleh: Amir Sidharta