You are currently viewing Menerjemahkan Rasa Karya Sang Maestro – Sungai Tak Pernah Kembali
Basoeki Abdullah - Sungai Tak Pernah Kembali

Menerjemahkan Rasa Karya Sang Maestro – Sungai Tak Pernah Kembali

Alam merupakan tempat dimana manusia bisa tinggal dan menjalankan aktifitasnya. Hubungan antara manusia dan alam semesta pun tidak dapat dipisahkan. Dan karena itulah kedua ciptaan Tuhan ini akan dapat terus ada jika kedua belah pihak mampu bekerja sama dengan baik untuk mempertahankan eksistensi mereka.

Sosok Basoeki Abdullah merepresentasikan alam semesta ini dengan cara melukis. Karya-karyanya yang naturalis memiliki makna atau artinya tersendiri, contohnya saja adalah lukisan dengan judul Sungai Tak Pernah Kembali memberikan pesan simbolis agar kita ingat kepada hukum alam ciptaan Tuhan. Lukisan ini melukiskan pemandangan alam dengan gunung api yang aktif mengeluarkan asapnya. Di sekitarnya lembah, pepohonan, sawah, sungai dengan jembatan gantungnya. Juga pohon-pohon nyiur yang merupakan ciri khas pemandangan alam di tanah air Indonesia.

Secara teknis penggarapan objeknya sangat baik. Pelukis sangat ahli dalam gradasi, pencahayaan dan percampuran warna. Goresannya sangat lincah dan spontan dengan brushstroke yang kuat menggunakan warna tebal tipis. Dalam menggambarkan gunung dengan lekuk-lekuknya menggunakan warna biru tua sedangkan lembah yang terang dengan warna oker dicampur warna putih. Asap yang keluar dari puncak gunung digambarkan dengan warna putih seperti kapas yang berterbangan. Penggambaran asap dengan sapuan kuas yang lembut. Di dalam puncak gunung dibubuhkan warna kemerah-merahan yang merepresentasikan bahwa masih adanya api di dalam puncak gunung.

Langit digambarkan dengan warna biru muda menampakkan segi romantis. Pepohonan diekspresikan dengan warna campuran biru dan hijau sedangkan pepohonan yang terkena cahaya digambarkan dengan warna hijau muda dan warna kuning. Penggambaran tanah menggunakan warna coklat dicampur dengan warna oker. Sawah digambarkan penuh air bernuansa biru terasa adanya ketenangan dan kedamaian. Nampak ada dua orang yang sedang berjalan di jalan kecil di tengah sawah (galengan:Jw). Penggambaran sungai diekspresikan dengan nuansa biru pula. Riak-riak air yang berwarna putih dilukiskan menggunakan kuas kecil dengan goresan yang lincah dan spontan. Demikian pula dalam melukiskan jembatan gantung, pohon-pohon nyiur yang diterpa cahaya.

Lukisan Sungai Tak Pernah Kembali menggambarkan daratan yang menempati lebih dari dua pertiga bidang gambar. Dilukis dengan gaya realistik namun cenderung impresif. Pelukis ingin menunjukkan pemandangan alam yang luas, subur, tenang, aman, damai, dan indah. Secara keseluruhan lukisan ini penyusunan obyeknya nampak harmonis. Pertanda bahwa sejatinya manusia ingin hidup harmonis dengan alam semesta. Duduk dengan damai di pangkuan Ibu Pertiwinya.