Jakarta – Sebuah festival tari khas Indonesia kembali diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Kesenian. Kali ini, tarian Zapin yang lekat dengan budaya Melayu menjadi sorotan utama. Keberagaman Tari Zapin lahir dari akulturasi budaya Melayu dan Arab yang menyatu menjadi harmoni tarian yang indah. Acara jumpa media pun digelar di Gedung A Komplek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyuarakan acara Temu Zapin Nusantara 2015 (24/11/2015).
Dalam kesempatan jumpa media kali ini, Direktur Jenderal Kebudayaan, Kacung Marijan didampingi oleh Direktur Kesenian, Endang Caturwati, bersama Musisi Tari Zapin, Rizaldi Siagian dan Seniman Zapin Tom Ibnur memberikan wawasan terkait latar belakang dilaksanakannya Temu Zapin Nusantara 2015. Mengawali acara, Kacung Marijan menceritakan secara singkat asal muasal Tari Zapin. Ia mengungkapkan kebanggaannya bahwa Tari Zapin merupakan salah satu tarian muda-mudi asli Indonesia yang menjunjung tinggi nilai sopan santun. Kacung menambahkan, Tari Zapin berkaitan dengan sejarah masuknya Islam di Indonesia. Islam tidak semata2 sebagai agama tetapi juga menyisipkan sebuah bentuk seni yang indah.
Sesuai paparan dari Kacung Marijan, Direktur Kesenian, Endang Caturwati, memberikan laporan terkait penyelenggaraan acara ini. Endang memaparkan bahwa Temu Zapin Nusantara 2015 ini diikuti oleh 17 peserta dari seluruh Indonesia. Selain itu, acara Temu Redaktur Nusantara akan dihadiri oleh seniman Tari Zapin dari negeri tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Filipina. Harapannya, acara Temu Zapin 2015 bisa membangkitkan kesadaran generasi muda akan keragaman tarian khas Indonesia serta bisa masuk menjadi kurikulum di sekolah-sekolah. Acara Temu Zapin Nusantara 2015 akan diselenggarakan pada tanggal 28 hingga 29 November 2015 di Komplek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta. Acara Temu Zapin 2015 akan dimeriahkan oleh Pementasan Zapin, Sarasehan Zapin dan Workshop Zapin.
