Jakarta. Direktorat Kesenian menyelenggarakan Festival Nasional Tari Tradisi yang bertempat di Gedung TeaterBhineka Tunggal Ika, Kompleks Taman Mini. Dengan konsep tema yang diusung “Refleksi Pada Kekinian Tradisi”, pertunjukan tari dari 34 provinsi tersebut menyuguhkan banyak kreasi dan inovasi yang dikembangkan dari tarian tradisional daerah masing-masing.
Inovasi yang diluar pakem terlihat salah satunya dalam tarian Duran Panengah Penyang oleh tim dari Kalimantan Timur. Tarian tentang pendamaian konflik tersebut tidak menggunakan syair bahasa asli tetapi bahasa Indonesia. Selain itu juga pada tarian Gurindam Berzapin, pengkolaborasian antara gerak melayu tradisi yang digabungkan dengan musik khas ketimuran menjadikannya garapan yang menarik.
Inovasi lainnya dilakukan oleh tim tari asal Yogyakarta. Para penari tidak hanya menggunakan kostum tari tradisional tetapi juga mengenakan setelah jas. Penonton juga sempat dibuat kagum saat tarian yang berjudul “Gareng” tersebut berhasil memadukan musik tradisional dengan beatbox.
Salah satu tujuan festival tersebut memang agar seni tari tradisi di Indonesia dapat berkembang dan lebih dikenal masyarakat. Sehingga kreasi dan inovasi diharapkan dapat menjadi daya tarik. Meski demikian nilai-nilai menjadi sesuatu yang harus ada pada setiap tari yang ditampilkan sebagai media pendidikan dan pengembangan karakter.
