Sambut Hari Kartini, Galnas Gelar Pameran 3 Perempuan

0
789
Karya 3 Perempuan Ramaikan Perayaan Kartini di Galnas.

Menjadi seorang ibu dengan peran domestik dalam rumah tangga merupakan hal yang biasa dalam kebanyakan masyarakat Indonesia, namun ketika di antara celah waktu perempuan Indonesia mampu menghadirkan nilai-nilai dan pesan moral melalui karya seni, itu merupakan satu prestasi tersendiri. Terlebih jika karya seni tersebut dapat memperkaya dinamika sejarah perkembangan seni rupa Indonesia, maka di sanalah peran Perupa Perempuan Indonesia layak mendapat “panggung budaya”. Spirit itulah yang tercermin pada Pameran 3 Perupa Perempuan Indonesia: Neneng Sia Ferrier, Ika Yuni Purnama, dan Rina Kurniyati melalui Pameran bertajuk “Time Lovers” – Kreativitas Ibu Sepanjang Masa, hasil kerja sama Kelompok Seni Time Lovers dan Galeri Nasional Indonesia. 

“Kreativitas Ibu Sepanjang Masa” terinspirasi dari lagu anak-anak yang populer pada tahun 1970–an berjudul Kasih Ibu. Lagu ciptaan SM Mochtar ini memiliki syair sangat sederhana namun mengandung makna yang dalam tentang peran seorang ibu. Siapapun yang mendengar lagu tersebut akan merasa luluh, dalam konteks ini kita mencoba memahamai sejauh mana ‘makna kasih ibu’ dikaitkan dengan konsep kreativitas. Kreativitas bagi seorang ibu terbagi dalam dua dimensi, (i) ‘kreativitas gelombang pertama’ diawali ketika memasuki mahligai rumah tangga, melewati lorong panjang kehidupan yaitu mengandung, melahirkan, serta membesarkan dan mendidik anak-anak. Proses dan pengalaman tersebut merupakan wujud kreativitas dalam konteks ‘naluri seorang ibu’. (ii) Konsep ‘kreativitas gelombang kedua’ ketika anak-anak menjelang remaja dan perlahan menuju teras kedewasaan. Sang ibu kadang dihadapkan pada ‘kesunyian panjang’ karena anak-anak sudah memiliki ruang dan lingkungan sosial tersendiri di sini. Di sanalah lahir kreativitas dalam konteks mencipta karya seni yang terinspirasi dari ruang-ruang domestik, terutama dalam memilih tema/objek berkarya seperti ungkapan kasih sayang antaranggota keluarga dan benda-benda keseharian dalam rumah tangga.

Kurator pameran Citra Smara Dewi mengatakan, pameran ini memiliki makna tersendiri, karena terdapat upaya melakukan eksplorasi estetis melalui pendekatan medium baru. Misalnya pelukis kaca kontemporer, Rina Kurniyati, yang menggunakan medium kaca dan enamel dalam berkarya. Melalui karya-karya lukisan kaca hiper realis, Rina seakan ingin ‘mematahkan’ anggapan bahwa melukis realis yang selama ini hanya dapat dicapai melalui cat minyak/akrilik pada kanvas. Sementara Ika Yuni Purnama, mengedepankan kekuatan warna dan komposisi dalam karya-karyanya. Dominasi warna-warna kontras dengan kekuatan warna forecasting, telah menghantar karya Ika Yuni menjadi sangat dinamis dan energik. Sementara Neneng Sia Ferrier, memiliki kekuatan dalam menghadirkan figur-figur dengan ‘leher jenjang’ dalam setiap karyanya. Neneng juga menampilkan karya instalasi dengan tema lotus, karya instalasi ini merupakan satu-satunya karya ‘mixed media’ dari total 20 karya seni lukis yang dipamerkan dari 3 seniman. Sementara itu Kepala Galeri Nasional Indonesia (GNI), Tubagus ‘Andre’ Sukmana sangat mengapresiasi pameran yang diselenggarakan dalam rangka Hari Kartini ini, karena menurutnya jumlah perupa perempuan yang berpameran di GNI baik dari segi kuantitas maupun kualitas masih sangat terbatas.

Pameran Perupa Perempuan “Time Lovers” berlangsung pada 21 April – 6 Mei 2017, di Gedung B Galeri Nasional Indonesia. Pameran yang diagendakan akan dibuka Ibu Sukmawati Sukarno Putri ini dilengkapi dengan rangkaian kegiatan berupa Painting Workshop hasil kerja sama dengan mahasiswa FSR Institut Kesenian Jakarta pada 22 April 2017, pukul 10.00 – 16.00 WIB, dan Artist Talk pada 22 April 2017, pukul 14.00 – 16.00 WIB, di Ruang Seminar Galeri Nasional Indonesia.

*fii/csd/dsy/GNI