Pameran Tunggal Fotografi Seni Arif Datoem “LuminaSense Envisage”

0
1153

21 – 31 Agustus 2017
Gedung B Galeri Nasional Indonesia

Fotografi secara substansial mencurahkan metode sekaligus konstitusi pemikiran dan perasaan ke dalam proses melihat, agar bisa mengalami suatu pemahaman yang mendalam tentang keadaan eksistensi subjeknya. Ini adalah suatu cara pemahaman intuitif melalui pengetahuan, kejujuran, emosi, dan nalar.
(Arif Datoem)

Jakarta, 21 Agustus 2017-Galeri Nasional Indonesia bersama dengan LuminaSense Photowork menyelenggarakan pameran tunggal dari seniman foto Arif Datoem. Fotografi sebagai media seni menjadi jarang dan langka dipraktikkan dalam dunia seni visual di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara, ujar Sudjud Dartanto, kurator pameran ini. Lebih lanjut diterangkannya bahwa Arif Datoem dapat dikatakan sebagai salah satu seniman foto senior di Indonesia yang intens melakukan penelitian dan praktik kekaryaan melalui media foto, karena itu pameran ini penting kiranya untuk disimak dalam kaitannya dengan praktik penciptaan karya fotografi seni terkini dalam sejarah fotografi seni di Indonesia, bahkan dunia. Sudjud mengatakan bahwa melalui pameran ini kita bisa melihat bagaimana  Arif Datoem juga mengajak pengunjung untuk melihat kehidupan tradisi yang masih hidup pada masyarakat suku Baduy dan Jawa melalui pendekatan intuisi digital. “Karya fotografi seni Arif Datoem dapat dilihat sebagai fakta bahwa fotografi seni itu ada dan namanya menjadi bagian penting dari sejarah fotografi seni, Arif dapat dikatakan sebagai salah satu fotografer seni senior sebetulnya di Indonesia dan Asia Tenggara”, terang Sudjud.

Pameran ini mengetengahkan tema kurasi: ‘LuminaSense’, yang memiliki arti simbolis sebagai bagian dari alam semesta, bagian dari kehidupan itu sendiri dimana indera sebagai wahana persepsi memainkan peran penting dalam membuka dan memahami fenomena universal (dalam biologi Lumen berasal dari bahasa Latin lūmen, yang berarti pembukaan; plural lumina). ‘LuminaSense Envisage’ bagi Arif Datoem adalah muara observasi, refleksi, serta pengabdiannya dalam fotografi selama 35 tahun. Misalnya pada kasus karya yang berbicara tentang Banten, Arif Datoem membutuhkan hampir tiga tahun hanya untuk melihat konsep tak terkalahkan di dalam Debus Banten. Setelah itu, Arif Datoem menemukan bahwa pemahaman Debus kemudian didefinisikan sebagai cara hidup yang mendorong ketiadaan fisik dan bentuk spiritual sebagai teladan berdasarkan praktik syariah serta tarekat di dalam iman. Pada pengertian itu, foto etnografi disisipkan Arif Datoem ke dalam proses penciptaan karya seni fotografinya.

Fotografi digital dan teknologi cetak digital dibawanya ke ranah seni rupa, yang membuka kemungkinan menjadi kaya dan luas. Hal itu menantangnya untuk terus bereksplorasi dan menciptakan karya-karya.
Baginya, hidup dengan fotografi adalah perjalanan transendental untuk mengeksplorasi ruang-ruang dalam dari suatu entitas pengetahuan sebagai subjek, secara alami, melalui pendekatan emosional dan pendekatan nalar. Baginya, melihat selalu menjadi cara untuk mengetahui dan fotografi adalah sebuah disiplin untuk melihat. “Fotografi secara substansial mencurahkan metode dan juga konstitusi pemikiran serta perasaan ke dalam proses melihat, untuk mendapatkan suatu keadaan yang sangat signifikan dari keberadaan subjeknya secara intuitif”, ujar Arif.

Sudjud mengatakan jika Arif Datoem cenderung merenovasi, merakit ulang, merubah, merekondisi, dan memperbarui gambar yang dia ambil selama proses ideasinya. Dalam meramu itu semua, Arif Datoem kemudian sangat terlibat dalam tahap rekoleksi dan refleksi kontemplatif sebelum dia memperkenalkan pernyataan visual yang benar-benar berbeda. Inilah alasan mengapa modus digital intuitif Arif melalui spiritualitas, nalar, dan imajinasi memainkan peran penting dalam tahap kontemplasi dan ideasinya. Aktivitas inilah yang selama ini dilakukan Arif Datoem selama hampir tiga dasawarsa untuk mengisi realitas bagaimana seharusnya profesionalisme dan kompetensi seorang fotografer lakukan, dan ini semua tidaklah hanya sekedar untuk mencapai tingkat akademis tertinggi.

Seeing is a way of knowing; photography is a discipline of seeing.
(Arif Datoem, 2012)

###

RIWAYAT PENDIDIKAN
2013    Doctor of Creative Arts in Photography, Post Graduate Program, Indonesia Institute             of The Arts Yogyakarta, Yogyakarta, Indonesia.
1989   Master of Science in Media Production, the Department of Instructional                             System Technology, Indiana University, U.S.A. 1987 Educational Computing Course,            Azusa Pacific University, Azusa,California, U.S.A.
1982   Bachelor’s Degree in Graphic Art, Department of Art and Design, Bandung Institute            of Technology.

PENGALAMAN PAMERAN
2016   

  • ART TALK: ‘BREAKING THE BOUNDARIES”; Panelist, Kapallorek Art Space, Ipoh, Perak, Malaysia.
  • AYIFF 2016: Judge, Universiti Utara Malaysia.
    NUSWANTARA ARTNIVAL 2016, Judge, Presenter, Malang,

2015   

  • MINI FILM FESTIVAL FTKW 2015; Judge, December 2015, Bachok, Malaysia.

2013   

  • ‘Design Action Bandung’ International Workshop and Conference on Design Thinking, Bumi Sangkuriang, Bandung, Indonesia.
  • ‘Debus: Sebuah Pemahaman Fotografis’ Photo-Work Solo              Exhibition, Art Gallery of Indonesian Institute of The Arts Yogyakarta, Yogyakarta, Indonesia.

2012   

  • ‘Ngayogyakarta Hadiningrat’ Visual Art Exhibition, Jogja National Museum, Yogyakarta, Indonesia.

2011   

  • Galeri ‘R’ Visual Art Exhibition, Trisakti University, Jakarta,

2010   

  • ITB Art Fair, Bandung, Indonesia.

2009   

  • ‘ExpoSign 2009’, Visual Art Exhibition, Yogyakarta, Indonesia.
  • ‘Sign of Time’, Visual Art Collaborative Project with Anindita, Yogyakarta, Indonesia.
  • ‘Trip to The Noteworthy’ Collaborative Art Exhibition with Alysha Worth, Think Tank Gallery, Curtin University of Technology, Perth, Western Australia.
    Biennale Jogja X, Yogyakarta, Indonesia.

2008   

  • Katamsi Fund Raising Art Exhibition, Yogyakarta, Indonesia.

2007   

  • Biennale Jogja IX, Yogyakarta, Indonesia.

5th Indonesian Art Festival, Denpasar, Bali, Indonesia. ‘Luminescence’ Duet Fine Print Exhibition with Tisna Sanjaya, TonyRaka Art Gallery, Ubud, Bali, Indonesia.

Narahubung: Arief Datoem (+62811152279, +601119927027) ;                                                     Anggun (021 34833954)

Unduh Katalog Disini