Optimisme dalam Parodi Sosial

0
917
Suasana Pembukaan Pameran Tunggal Ramadhan Bouqie "Celebrating Disorder" di Gedung A Galeri Nasional Indonesia
Suasana Pembukaan Pameran Tunggal Ramadhan Bouqie “Celebrating Disorder” di Gedung A Galeri Nasional Indonesia

Wajah dinding Gedung A Galeri Nasional Indonesia tampak ceria dengan lukisan warna-warni berukuran sangat besar sehingga menutup hampir seluruh dinding ruang pamer tersebut. Lukisan-lukisan besar yang ukurannya mencapai 12 meter itu merupakan karya Ramadhan Bouqie dalam pameran tunggalnya bertajuk “Celebrating Disorder”.

Dituturkan kurator pameran ini, Jim Supangkat, lukisan besar Tatang—panggilan akrab Ramadhan Bouqie— banyak menceritakan tentang parodi sosial. Ini merupakan ciri seniman angkatan ’80-an seperti Tatang, yang kerap menyelipkan persoalan masyarakat meliputi masalah politik, sosial, maupun budaya, dalam karya seninya. “Ringkasnya, parodi sosial adalah cara melihat berbagai masalah dengan pikiran positif atau optimisme. Inilah yang membuat karya Tatang tidak suram, survive, dan mampu menampilkan hal yang menarik,” papar Jim.

Surya Paloh dalam sambutan peresmiannya pada Selasa malam, 6 Oktober 2015, juga mengungkap hal serupa dengan penjelasan Jim Supangkat. “Karya Tatang menggambarkan perlawanan diri, yakni apa yang kita maksud kritik sosial. Ada pesan moral, ekspresi dirinya yang dia curahkan melalui karyanya,” ungkap Surya.

Pesan moral dan optimisme yang disajikan Tatang dalam pameran ini, diharapkan Kepala Galeri Nasional Indonesia—Tubagus ‘Andre’ Sukmana— bisa meningkatkan minat dan apresiasi masyarakat termasuk generasi muda, dalam mengenali berbagai hasil kreativitas para perupa Indonesia.

Tatang sendiri sebagai sosok yang menjadi fokus pameran justru tidak berkomentar banyak. “Pak Jim, saya, dan Galeri Nasional Indonesia memberikan yang terbaik melalui pameran ini,” ucapnya.

Pameran Tunggal Ramadhan Bouqie “Celebrating Disorder” merupakan hasil kolaborasi Studio Jean Kharis dan Galeri Nasional Indonesia. Selain menyajikan sekitar 45 lukisan, pameran ini juga memamerkan enam instalasi patung. Pameran ini masih akan berlangsung hingga 18 Oktober 2015, di Gedung A Galeri Nasional Indonesia.

*dsy/GNI