Mari Berlayar Bersama Fendry Ekel

0
1120
Suasana Pameran Tunggal Fendry Ekel "1987" di Gedung B Galeri Nasional Indonesia.
Suasana Pameran Tunggal Fendry Ekel “1987” di Gedung B Galeri Nasional Indonesia.

Pameran Tunggal Fendry Ekel “1987” telah resmi dibuka oleh Melani W. Setiawan pada Jum’at malam, 12 Februari 2016 di Gedung B Galeri Nasional Indonesia. Pameran yang mulai disiapkan sejak dua tahun lalu ini merupakan pameran tunggal perdana Fendry Ekel di Galeri Nasional Indonesia.

‘1987’ dipilih Fendry Ekel sebagai judul pameran karena mewakili dirinya sebagai orang Asia yang pada umumnya suka dengan angka-angka. “Angka itu mewakili suatu realitas, tapi sangat abstrak,” ujar Fendry. Dalam bungkus ‘1987’ tersebut, menurut kurator pameran ini, Suwarno Wisetrotomo, Fendry bergulat dengan identitas, postcolonial, serta persoalan bagaimana hadir di tengah pergaulan bangsa yang sedemikian kompleks. “Semua itu diungkapkan dengan cara sederhana. Semua mengundang untuk memiliki tafsir secara merdeka dan kita dipersilahkan berlayar sesuai pengalaman dan memori kita yang paling intim dengan kita,” kata Suwarno.

Untuk memancing penafsiran apresian, Fendry menampilkan karya-karya dengan menggunakan ikon-ikon gambar yang sudah dikenal orang, tapi belum tentu orang tersebut mengetahuinya. “Di situ saya masuk ke pikirannya. Saya berkarya bukan mencari bentuk, tapi meng–eksplore bentuk itu sendiri,” ungkapnya. Seperti beberapa karya lukisan seri kapal yang mendominasi pameran ini, bentuk kapal tersebut akan mengundang multitafsir sesuai dengan pengalaman dan memori apresian. Salah satu contohnya pernyataan dari Melani. “Perahu yang dibuatnya menyimpan emosi sekaligus pengendalian diri,” tafsirnya.

Pameran Tunggal Fendry Ekel “1987” masih ada di Gedung B Galeri Nasional Indonesia hingga 21 Februari 2016. Pameran ini menampilkan sekitar 22 lukisan terpilih, termasuk seri kapal monumental yang terinspirasi dari angkatan laut serta karya terkait lainnya dalam rentang waktu 2012 hingga 2016.

*dsy/GNI