Pameran berisikan karya-karya seniman terkemuka Rusia, yang tergabung dalam Bureau of Creative Expeditions pimpinan Vladimir Nikolaevich Anisimov, menjadi pembuka rangkaian kegiatan peringatan 70 tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Rusia. Pameran yang bertajuk “Untaian Khatulistiwa” atau “Necklace of Equator” ini menampilkan 50 lukisan karya seniman Rusia yang dibuat dalam rentang waktu 20 tahun. Menggambarkan keindahan alam dan masyarakat Indonesia dari kacamata seniman Rusia. Lukisan-lukisan ini merupakan kaleidoskop perjalanan seniman Rusia merekam kecantikan alam dan masyarakat Pulau Jawa, Sumatra, Madura, Bali, Lombok, Kalimantan, dan Sulawesi.
Uniknya, selain pameran seni rupa, pameran kali ini juga dibarengi dengan pameran arsip sejarah hubungan diplomatik Indonesia – Rusia yang sudah berjalan selama 70 tahun. Foto-foto dan dokumen yang dipamerkan ini merupakan berasal dari Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) dan Departemen Sejarah dan Dokumenter Kementerian Luar Negeri Federasi Rusia.
Pameran dibuka secara resmi melalui penandatanganan prasasti dan pengguntingan pita pada Senin (3/02) oleh Duta Besar Federasi Rusia, Y.M. Lyudmila Vorbieva dan Plt. Direktur Jenderal Amerop, Duta Besar Teuku Faizasyah. Duta Besar Federasi Rusia dalam sambutannya mengatakan pameran diberi judul “Necklace of Equator” karena Indonesia seperti perhiasan yang berada di garis khatulistiwa. Namun ia juga ingin memberikan nama lain untuk pameran ini yaitu “Indonesia My Love”, karena saat melihat lukisan-lukisan di pameran ini kita dapat merasakan kehangatan, cinta, dan rasa persahabatan. Itulah yang dirasakan oleh orang-orang Rusia terhadap Indonesia. Dan perasaan itulah yang membuat hubungan kedua negara bisa terjalin dengan baik hingga saat ini.
Pameran “Untaian Khatulistiwa” dan Pameran Arsip Sejarah Hubungan Diplomatik Indonesia – Rusia ini dapat diapresiasi sampai 17 Februari 2020 di Gedung A Galeri Nasional Indonesia, pukul 10.00 – 19.00.
*tnr/cki/gni
