Garis Liris Titis: Pameran Retrospeksi 50 Tahun Titis Jabaruddin

0
1384
Pameran Retrospeksi 50 Tahun Titis Jabaruddin segera digelar di Galeri Nasional Indonesia

Galeri Nasional Indonesia bekerja sama dengan Beranda Seni Indigo akan menggelar “Garis Liris Titis: Pameran Retrospeksi 50 Tahun Titis Jabaruddin” pada 15–26 Maret 2016, di Gedung B Galeri Nasional Indonesia. Pameran ini merupakan pameran tunggal kesepuluh, namun istimewa karena menjadi pameran retrospektif pertama bagi Titis Jabaruddin yang menandai perjalanannya selama 50 tahun berkarya. Perjalanan Titis tersebut dikisahkan melalui sekitar 85 karya lukis, grafis, drawing, sketsa, dan digital art, dalam rentang tahun 1965 hingga 2016.

Titis Jabaruddin merupakan pelukis perempuan pertama Indonesia yang menggunakan media pastel (soft pastel) secara konsisten dalam mencipta karya seni rupa. Itulah yang diungkap Kurator pameran ini sekaligus Kurator Galeri Nasional Indonesia, Citra Smara Dewi. Titiek Sunarti Jabaruddin—nama panjang Titis Jabaruddin— juga merupakan wanita pelukis pertama yang bergabung dengan Pasar Seni Ancol pada 1979. “Dalam peta perkembangan seni rupa Indonesia, Titis dikenal sebagai pelukis dengan media pastel yang sangat piawai dengan mengangkat tema alam, perempuan hingga figur-figur. Ia juga aktif mengadakan pameran baik kelompok maupun tunggal, di dalam dan luar negeri. Meski demikian beberapa karya ekslploratif dengan media dan teknik cat minyak, tinta cina, cat akrilik, seni grafis hingga digital art menjadi bagian dari proses berkaryanya,” papar Citra.

Sebagai seorang perupa, Titis termasuk perupa yang aktif berkarya. “Sikap profesionalnya sebagai pelukis menunjukkan kecintaannya terhadap dunia seni rupa tanah air, sehingga sudah selayaknya Galeri Nasional Indonesia memberi apresiasi dengan memfasilitasi pameran tunggal restrospeksi ini,” kata Citra. “Keinginan saya untuk menyelenggarakan Pameran Tunggal di Galeri Nasional Indonesia ini sudah menjadi obsesi saya sejak lama, bukan semata  untuk unjuk diri atas  karya-karya saya, melainkan sebagai pertanggungjawaban saya, sejauh mana saya tetap konsisten dan setia pada profesi saya sebagai pelukis selama ini,” sambung Titis. “Saya akan terus berkarya dan bereksplorasi. Seperti seorang petani, saya tidak akan pernah berhenti hingga kekuatan saya berakhir” ucapnya lugas.

*dsy/GNI