Akhir Perjalanan Pelukis Abstrak Dwijo Sukatmo

0
1354
dwijo sukatmo

Dwijo Sukatmo merupakan tokoh penting dalam seni lukis Indonesia, khususnya Jawa Timur. Ia dikabarkan berpulang pada 26 September 2019 dalam usia 67 tahun.

Lahir di Surabaya, 28 Agustus 1952, Dwijo kecil tumbuh di kota kelahirannya meski sempat singgah di Makassar saat TK (1957). Anak kedua dari tujuh bersaudara ini dibesarkan dalam suasana keluarga Perwira Militer TNI AD. Karena itulah ia terbiasa dengan kedisiplinan. “Dibesarkan di tengah keluarga militer yang penuh disiplin, membawa pengaruh positif pada diri saya. Kedisiplinan itulah yang membangun etos kerja yang produktif, yang membuat saya terus berkarya, sampai Allah SWT menghendaki saya berhenti dari tugas saya,” tulis Dwijo dalam blognya.

Karya-karya Dwijo berupa lukisan abstrak. Objek yang ditampilkan tampak seperti potongan-potongan geometri dengan warna yang saling tumpang tindih namun berkesan sangat khas. Lukisan-lukisan itulah yang menjadi tumpuan hidup lulusan Akademi Seni Rupa Surabaya/Aksera (1972) dan Magister Psikologi UNTAG dengan tesis Psikologi Warna (2003) ini.

Karya Dwijo Sukatmo koleksi Galeri Nasional Indonesia

 

Memilih untuk terjun ke dunia seni rupa membawa Dwijo melakoni banyak pameran. Pada 2015 ia tercatat telah menggelar 13 pameran tunggal dan 116 pameran bersama baik di dalam dan luar negeri seperti Australia, Brunei Darussalam, Jordania, dan Thailand. Dari pameran-pameran tersebut, ia pernah mengikuti beberapa pameran yang diselenggarakan oleh Galeri Nasional Indonesia, antara lain Pameran Besar Seni Rupa Indonesia “MANIFESTO” (2008) dan Pameran Seni Rupa Nusantara “ART-CHIPELAGO” (2015), keduanya digelar di Galeri Nasional Indonesia. Dwijo juga sempat mengikuti Pameran Contemporary Art of The Non-Aligned Countries “Unity in Diversity in International Art” di Gedung Pameran Seni Rupa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (gedung cikal bakal Galeri Nasional Indonesia) pada tahun 1995.

Selain berpameran, Dwijo juga aktif dalam organisasi kesenian. Ia pernah menjabat sebagai Ketua II Lembaga Pengembangan Seni Rupa Surabaya, AKSERA (1988-1990), Sekretaris Yayasan Pendidikan Kesenian Surabaya (1990-1996), dan Penasehat Yayasan Dian Putra Surabaya. Ia juga sempat bekerja sebagai Kepala Bagian Lay Out Harian Jawa Pos (1977), Redaksi Artistik dan Karikaturis SKETMASA (1978), Kartunis Mingguan Jawa Pos (1985), dan Kartunis Mingguan Surabaya Post (1986).

Atas dedikasinya di bidang seni rupa khususnya lukis, Dwijo meraih banyak prestasi. Ia mendapatkan Hadiah Khusus Pameran Seni Lukis Indonesia ke-8 Biennale 89, Dewan Kesenian Jakarta di Taman Ismail Marzuki, Jakarta (1989); penghargaan Karya Pilihan Direktorat Jenderal Kebudayaan Koleksi Museum Nasional Indonesia (1991); dan Penghargaan Seni dari Gubernur Jawa Timur (1993). Dwijo merupakan satu-satunya pelukis Indonesia yang tampil pada Biennale International II Raciborz, Polandia (2000); dan juga satu dari sepuluh pelukis Indonesia yang diundang Kerajaan Jordania untuk berpameran di Museum Seni Rupa di Amman, Jordania (1997). Karyanya bahkan menjadi koleksi Museum Seni Rupa Internasional di Amman. Selain itu, salah satu karyanya berjudul Kuda-Kuda, cat minyak pada kanvas, 87 x 87 cm, dibuat tahun 1990 juga menjadi koleksi negara Indonesia yang disimpan di Galeri Nasional Indonesia.

 

—————–
Referensi teks:
Facebook Dwijo Sukatmo: https://www.facebook.com/sukatmo.dwijo
http://archive.ivaa-online.org/khazanahs/detail/3009
http://archive.ivaa-online.org/khazanahs/detail/3928
http://archive.ivaa-online.org/files/uploads/texts/19890726%20Pelukis%20terbaik%20biennale%2089.pdf
http://archive.ivaa-online.org/files/uploads/texts/19890731%20Biennale%2089-%20Mereka%20masuk%20dalam%20ruang%20angkasa.pdf
http://archive.ivaa-online.org/files/uploads/texts/Katalog%20Biennale%20Jakarta%201989_01-05.pdf
http://www.bentarabudaya.com/profil-seniman/dwijo-sukatmo
http://dwijo-sukatmo.blogspot.com/
https://seleb.tempo.co/read/253143/agenda-seni-hari-ini
Katalog Pameran Contemporary Art of The Non-Aligned Countries “Unity in Diversity in International Art”, terbitan Balai Pustaka untuk Proyek Pengembangan Media Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, tahun 1997/1998.