Serat Jiwa Menguak Seni Serat Biranul Anas Zaman

0
1617
biranul anas zaman serat jiwa
Suasana pembukaan Pameran "Serat Jiwa" 40 Tahun Perjalanan Karya Biranul Anas Zaman di Galeri Nasional Indonesia.

Seniman yang lekat dengan seni serat, Biranul Anas Zaman, menggelar ekshibisi tunggal bertajuk “Serat Jiwa” di Galeri Nasional Indonesia. Pameran yang menandai 40 tahun perjalanan berkarya seniman yang akrab disapa Anas ini resmi dibuka pada Senin malam (25/3/2019) oleh Direktur Jenderal Kebudayan Hilmar Farid. Menurutnya, Anas melalui karya seni serat berhasil mengolah tradisi Indonesia sedemikian rupa sehingga penciptanyapun tidak mengenali lagi, namun tanpa kehilangan akarnya.

Seniman Indonesia yang fokus pada seni serat memang termasuk jarang. Dituturkan Kurator pameran Rizki A. Zaelani, seni serat masih jarang didengar. “Yang banyak dikenal adalah serat sebagai kain yang dipakai atau sebagai dekorasi. Tapi serat sebagai seni atau seni serat masih banyak yang belum paham,” kata Rizki. Karena itu kehadiran Anas yang menekuni seni serat selama puluhan tahun menjadikannya sebagai tokoh yang memantik tumbuh dan berkembangnya seni serat di Indonesia.

Tak hanya seni serat, Anas juga menekuni tekstil dan desain produk. Karena itu Rizki menyebut figur Anas selalu berada di tempat pertemuan antara seni dan kriya, juga desain dan teknologi. “Pak Anas selalu memadukan dua arah, kecenderungan personal dan sosial, ekspresi dan fungsi”, katanya. Hal itu tampak pada 26 karya Anas mulai tahun 1980-an yang sedang dipamerkan di Galeri Nasional Indonesia.

Menurut Rizki, kecenderungan karya-karya tapestry Anas secara umum menunjukkan karakternya yang simbolik-estetik. Beberapa karya cenderung abstrak dengan simbol-simbol yang diwakili bentuk geometri. Namun ada juga karya-karya Anas yang cenderung bergaya realistik dengan objek figuratif, dengan merespons situasi sosial budaya yang sedang berkembang. Seperti karya berjudul Doa Buat Naggroe. “Karya ini untuk memperingati bencana alam di Aceh”, ucap Anas. Karya lain, berjudul My 3 Princesses menampakkan figur tiga wanita tokoh dunia yang memiliki pengaruh besar: Lady Diana, Bunda Teresa, dan Aung San Suu Kyi. Karya berjudul Tokoh menampilkan Sayyid Ayatollah Ruhollah Khomeini, Mahmoud Ahmadinejad, dan Osama bin Laden. “Dunia cenderung berkiblat pada dunia Barat. Sesekali dari Timur, hanya tiga orang bisa mengubah peta politik dunia”, ungkap Anas.

Karya-karya Biranul Anas Zaman tersebut dapat diapresiasi publik hingga 7 April 2019, mulai pukul 10.00 hingga 19.00 WIB, di Gedung D Galeri Nasional Indonesia. Selain pameran, masyarakat juga dapat mengikuti program publik terkait seni serat berupa Wicara Seniman serta Lokakarya Tapestry dan Macrame Lace Making.

*dst/dsy/GNI