Babak Baru Pameran Tetap Koleksi GNI

0
836
Suasana Pembukaan Pameran Tetap Koleksi Galeri Nasional indonesia
Suasana Pembukaan Pameran Tetap Koleksi Galeri Nasional indonesia

“Setelah melalui proses persiapan yang panjang, akhirnya babak baru Galeri Nasional Indonesia dimulai,” ucap Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan, menandai peresmian pembukaan kembali Pameran Tetap Koleksi Galeri Nasional Indonesia (GNI) pada Rabu siang, 7 Oktober 2015 di Ruang Serbaguna Galeri Nasional Indonesia. Setelah dua tahun dilakukan renovasi, dituturkan Kepala Galeri Nasional Indonesia, Tubagus ‘Andre’ Sukmana, pameran ini kembali dibuka dengan penataan layaknya sebuah museum seni yang menggunakan pendekatan artistik, edukatif, dan informatif, serta memperhatikan aspek kenyamanan dan keamanan.

Didampingi Direktur Jenderal Kebudayaan, Kacung Marijan, dan Tubagus ‘Andre’ Sukmana, Anies menjelajah ruang Pameran Tetap yang dibagi menjadi dua bagian besar yaitu Galeri 1 dan Galeri 2, yang secara keseluruhan terdiri dari 13 ruang. Ruang-ruang tersebut dipisahkan berdasarkan periodisasi perjalanan seni rupa Indonesia, mulai Masa Perintisan Seni Rupa Modern Indonesia (Sejak Era Raden Saleh), Pra Kemerdekaan, Lahirnya Akademi atau Pendidikan Tinggi Seni, Gerakan Seni Rupa Baru (Tahun 70–an), hingga era karya kontemporer.

Pameran ini dinilai Anies mampu memberi ruang bagi tumbuhnya bibit-bibit baru seniman masa depan. Karena itu Anies berharap agar para pelajar antusias untuk mengunjungi Pameran Tetap Koleksi GNI tersebut. Harapan besar terhadap pameran ini juga disampaikan Andre—sapaan akrab Tubagus Sukmana— dalam sambutannya. Andre berharap koleksi yang dipamerkan dapat menjadi rujukan orisinalitas sebuah karya seni di tengah maraknya pemalsuan. “Semoga Galeri Nasional Indonesia bisa menjadi destinasi wisata museum bagi masyarakat yang ingin mengapresiasi beragam karya seni rupa,” ucapnya.

Pameran yang dikuratori oleh Suwarno Wisetrotomo dan Citra Smara Dewi ini menampilkan 109 koleksi permanen GNI yang menjadi koleksi negara (state collection). Beberapa diantaranya adalah karya maestro Raden Saleh, S. Sudjojono, Affandi, Basoeki Abdullah, Hendra Gunawan, Popo Iskandar, Djoko Pekik, Eddie Hara, Heri Dono, dan Jim Supangkat. Tak hanya karya para perupa Indonesia, pameran ini juga memajang karya-karya perupa mancanegara. Seperti Victor Vasarely, Wassily Kandinsky, Hans Arp, Zao Wou-Ki, Hans Hartung, dan Sonia Delaunay. Inilah yang menjadi keunikan tersendiri. “Tidak semua museum di Asia memiliki karya seni mancanegara seperti yang ditampilkan Pameran Tetap Koleksi GNI,” ungkap Suwarno.

Pameran Tetap Koleksi GNI di Gedung B lantai 2 bisa dikunjungi masyarakat umum setiap hari Selasa–Minggu, pukul 09.00–16.00 WIB, kecuali Hari Libur Nasional. Pengunjung bisa menikmati pameran ini secara cuma-cuma.

*dsy/GNI