Festival Gelar Tradisi Masyarakat Pesisir 2018

0
1220

Sabang, Aceh – Laut bukan hanya sumber kehidupan bagi masyarakat Sabang, namun juga menyingkap budaya pesisir yang sudah dikenal sejak ratusan tahun lamanya. Oleh karena itulah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Tradisi, Direktorat Jenderal Kebudayaan, menggelar Festival Gelar Tradisi Masyarakat Pesisir guna mengangkat kembali khazanah kearifan lokal masyarakat Aceh akan kekayaan baharinya.

Tahun ini, Festival Gelar Tradisi Masyarakat Pesisir diselenggarakan di Sabang, Aceh pada 28 April hingga 30 April 2018. Adapun rangkaian festival ini meliputi tradisi adat Kandhuri Laot, festival kuliner, bincang budaya, hingga pameran yang tersebar di area Sabang Fair. Tentunya bekerjasama dengan Pemkot Sabang dan kementerian terkait demi mendukung acara tahunan ini.

Wali Kota Sabang, Nazarudin menyambut baik acara-acara yang mengangkat kekayaan budaya masyarakat, khususnya di Sabang. Ia  mengatakan acara ini nantinya akan meningkatkan kecintaan masyarakat Aceh terhadap budayanya sendiri.

“Masyarakat Aceh memiliki budaya dan adat yang harus dipertahankan. Hanya saja seiring dengan perkembangan zaman kita melihat semakin pudar semangat melestarikan budaya. Ini akibat dari arus globalisasi. Karena itulah dengan adanya festival ini ke depan akan meningkatkan kecintaan terhadap budaya Aceh. Ini akan berdampak pada kehidupan masyarakat kelak,” ucapnya saat memberikan sambutan Festival Gelar Tradisi Masyarakat Pesisir, di Dermaga Container Sabang, area Sabang Fair (28/4/2018).

Di samping itu, Kandhuri Laout yang merupakan kegiatan turun menurun masyarakat Aceh begitu menyedot perhatian pengunjung. Tradisi yang bermakna sebagai ungkapan syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa ini dibuka dengan membagikan makanan khas Aceh

“Ini merupakan bentuk syukur kita kepada laut. Kandhuri Laot juga memperkuat eksistensi laut,” ujar Dwisuryo Indroyono Soesilo, pewakilan Kemenpar.

Gelar Tradisi Masyarakat Pesisir pun dibuka dengan menampilkan tari-tarian dan seni bertutur khas Aceh. Diantaranya Seni Tutur Papa, Rapai Geleng dan Tarek Pukat.

 

Foto: Heri Budi Santoso