Indonesia pada zaman Hindu-Buddha adalah daerah yang pernah ditinggali oleh kerajaan-kerajaan besar. Majapahit adalah kerajaan besar pernah berkuasa di bumi Nusantara. Bukti kejayaan dapat kita lihat saat ini adalah Trowulan. Satuan ruang geografis Trowulan mengandung tinggalan purbakala yang menunjukkan kebesaran dan kejayaan Majapahit sebagai salah satu inspirasi pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Karena memiliki nilai penting bagi sejarah, pendidikan, agama dan kebudayaan Tim Ahli Cagar Budaya Nasional (TACBN) menetapkan Satuan Ruang Geografis Trowulan sebagai Kawasan Cagar Budaya peringkat Nasional pada tahun 2013.

Hingga saat ini bukti kebesaran kerajaan Majapahit masih terus ditemukan di wilayah Jawa Timur. Pada tahun 2016 pengrajin bata merah asal Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur menemukan talud (dinding penahan tanah) di area yang difungsikan sebagai ladang tebu dan padi, area pembuatan batu bata dan pemakaman umum. Tempat penemuan talud tersebut diberi nama Situs Kumitir.

Talud

Ekskavasi Penyelamatan

Pada tahun 2019 Direktorat Pelindungan Kebudayaan (dulu Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman) dan Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur melakukan kegiatan ekskavasi penyelamatan tahap pertama. Pada tanggal 4 Agustus-9 September 2020 kembali dilakukan ekskavasi penyelamatan tahap kedua oleh Direktorat Pelindungan Kebudayaan dan Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur berkolaborasi dengan Yayasan Arsari Djojohadikusumo dan PATI IV.

Proses Ekskavasi

Hasil ekskavasi yang dilakukan pada tahun 2019 berhasil menyingkap struktur talud sepanjang 187 m memanjang dari selatan ke utara pada sisi timur. Talud tersebut tersusun dari bata berukuran besar, khas bangunan masa Majapahit  dan tertimbun oleh material abu vulkanik serta sedimentasi lahar dingin. Pada kegiatan ekskavasi tahun 2020 mencakup lebih dari 300 kotak ekskavasi dengan luasan mencapai 5.412 m2. Hasil ekskavasi ditemukan dinding talud berbentuk persegi panjang, dengan panjang sisi utara dan selatan 316 m, dan sisi timur dan barat 216 m dengan ketinggian antara 100-120 cm. Luas keseluruhan Situs Kumitir mencapai 6 hektar.

Berdasakan hasil penggalian sudah ditemukan beberapa temuan yang masih insitu selain talud, yaitu batuan andesit bulat/boulders struktur lantai bangunan, struktur gapura, sumur yang terbuat dari susunan bata dan sumur yang terbuat dari susunan jobong. Selain itu ditemukan juga temuan lepas, yaitu jaladuara, batu bakal pembuatan kala, batu bakal pembuatan makara, batu bakal pembuatan antefik dan batu bakal pembuatan pelipit.

Struktur Gapura
Andesit bulat/bolders

Sisi Timur Kota Raja Majapahit

Dilihat dari keletakannya Situs Kumitir berada di sisi timur dan merupakan bagian dari kompleks kawasan peninggalan terbesar kerajaan Majapahit yaitu Kawasan Cagar Budaya Trowulan. Berdasar temuan-temuan arkeologis dan hasil penelusuran dari naskah-naskah kuno yaitu kitab Negarakertagama dan Pararaton, diduga Situs Kumitir adalah istana dari Bhre Wengker yang merupakan seorang raja bawahan (vassal) Kerajaan Majapahit, yang juga merupakan adik ipar dari penguasa ketiga Majapahit yaitu Tribhuwanatunggadewi. Istana ini dibangun pada sekitar abad 13-14 Masehi.

Temuan Situs Kumitir ini bisa menjadi petunjuk dalam upaya mencari kompleks istana atau kedaton Majapahit. Mengingat sebagaimana keterangan dari kitab Negarakertagama, di luar tembok kompleks kedaton Majapahit dikelilingi oleh tempat tinggal atau istana para raja vassal atau Bhre.