Desain komunikasi visual sebagai sarana identifikasi

Salah satu fungsi dasar yang utama dari desain komunikasi visual adalah sebagai sarana identifikasi museum. Identitas museum dapat mengatakan tentang seperti apa museum itu, atau dari mana asalnya. Demikian juga dengan suatu benda, produk ataupaun lembaga, jika mempunyai identitas akan dapat mencerminkan kualitas produk atau jasa itu dan mudah dikenali, baik oleh produsennya maupun konsumennya. Kita akan lebih mudah mengingat museum X ata Y, yang beridentitas daripada museum yang tanpa identitas yang jelas tentunya. Jika desain komunikasi visual digunakan untuk identifikasi lembaga seperti museum, misalnya, maka orang akan lebih mudah mengingat, menentukan dan mengunjungi museum X atau Y, dan mengerti seperti apa koleksi-koleksinya.

Desain komunikasi visual sebagai sarana informasi dan instruksi

Sebagai sarana informasi dan instruksi, desain komunikasi visual bertujuan menunjukkan hubungan antara suatu hal dengan hal yang lain dalam pentunjuk, arah, posis dan skala, contohnya peta, diagram, simbol, dan petunjuk arah. Informasi akan berguna apabila dikomunikasikan kepada orang yang tepat, dalam bentuk yang dapat dimengerti, dan dipresentasikan secara logis dan konsisten. Simbol-simbol yang kita jumpai sehari-hari seperti tanda dan rambu lalu lintas, simbol-simbol di tempat-tempat umum seperti telepon umum, toilet, restoran dan lain-laih harus bersifat informatif dan komunikatif, dapat dibaca dan dimengerti oleh orang dari berbagai latar belakang dan kalangan. Inilah sekali lagi salah satu alasan mengapa desain komunikasi visual harus bersifat universal.

Desian komunikasi visual sebagai sarana presentasi dan promosi

Tujuan dari desain komunikasi visual sebagai sarana presentasi dan promosi adalah untuk menyampaikan pesan, mendapatkan perhatian (atensi) dari mata (secara visual) dan membuat pesan tersebut dapat diingat; contohnya poster. Penggunaan gambar dan kata-kata yang diperlukan sangat sedikit, mempunyai satu makna dan mengesankan. Umumnya, untuk mencapai tujuan ini, maka gambar dan kata-kata yang digunakan bersifat persuasif dan menarik, karena tujuan akhirnya adalah menjual suatu produk atau jasa.

Dalam merancang desain komunikasi visual terdapat berbagai masalah yang kompleks antara desainer, benda koleksi dan komunikan, yang satu sama lain saling berhubungan dan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan untuk menghasilkan desain yang menarik, efektif, dan fungsional.

Sumber: Tjahjopurnomo, dkk, Konsep Penyajian Museum, Jakarta: Direktorat Permuseuman, Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, hlm. 76.