Candi di tepi Sungan Rokan Kanan

Sekitar 250 meter ke tenggara mengalir Sungai Rokan Kanan, sekitar 150 meter ke timur laut ada jalan Caltex. Menurut keterangan penduduk daerah sekitar lokasi situs setiap musim hujan tergenang air. Reruntuhan bangunan bata ditemukan di tepi Desa Sintong, berbatasan hutan dan semak belukar. Situs ini berada di Desa Sintong, Kecamatan Tanah Putih, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau. Koordinat 103˚’42” LS 100˚58’39”.

Runtuhan bangunan Candi Sintong baru “ditemukan” pada 1973, oleh tim gabungan Lembaga Purbakala dan Peninggalan Nasional dan The University Pennsylvania Museum yang melakukan ekspedisi ke Sumatera. Tim itu tidak sampai ke lokasi situs karena jalan menuju lokasi sangat rusak. Laporan tim gabungan didasarkan informasi dari pengajar universitas negeri di Riau yang pernah ke Situs Sintong (Bronson 1973:23).

Petunjuk bahwa di daerah Sungai Rokan ada tinggalan budaya zaman lampau, telah dilaporkan Residen Sumatera Timur. Dalam laporannya disebutkan di tempat bernama Kota Benuwang (Sungai Sintung) ada monumen Hindu (OV 1914:137). Laporan itu tidak ditindaklanjuti sampai ditinjau Satyawati Suleiman pada 1976. Seperti candi-candi lainnya, Candi Sintong juga ada di tepi sungai. Sungai yang mengalir di dekatnya adalah Sungai Rokan, sekitar 250 meter di timur candi. Lingkungan Candi Sintong di sebelah selatan kebun kelapa sawit, sebelah utara jalan setapak, dan pemukiman penduduk.

Reruntuhan Candi

Reruntuhan Bangunan I berdenah bujursangkar degan ukuran 5,30 x 5,30 meter. Bagian tersisa di sisi timurlaut dan sudut utara, sudut baratdaya, dan sudut tenggara. Tinggi bangunan tersisa 0,55 meter. Tidak ditemukan indikator tangga yang ditandai dengan bangunan penampil di reruntuhan itu.

Reruntuhan Bangunan II empat meter di tenggara reruntuhan Bangunan I. Reruntuhan tersebut sangat rusak. Bagian tersisa sisi timurlaut, sedikit sisi tenggara, dan sedikit sisi baratdaya. Dari bagian tersisa dapat diketahui bentuk dan ukuran denahnya. Denahnya bujursangkar ukuran 5,10 x 5,10 meter dan tinggi tersisa 0,6 meter.

Kedua bangunan itu hanya tinggal bagian kaki bangunan terdiri atas 7 hingga 9 lapis bata. Dindingnya rata tanpa hiasan pelipit. Kedua bangunan itu berorientasi timurlaut-baratdaya tanpa bangunan penampil yang merupakan indikator tangga. Dari bentuk denah dan kedalaman fondasi, diduga bangunan itu tidak tinggi. Bentuknya seperti bangunan maṇḍapa yang tidak mempunyai tubuh bangunan. Bisa juga bangunan tersebut adalah lapik dari stupa.

Bata Candi Sintong berwarna putih seperti batu padas berbeda dengan bata-bata candi lain yang berwarna merah. Hampir semua bata keadaannya pecah. Di bagian permukaan bata ada lekukan garis lurus atau melengkung, dibuat dengan jari tangan saat bata masih basah.

Penelitian

Hiasan kepala nāga dan giwang dipakai sebagai petunjuk pertanggalannya, yaitu berasal dari periode Majapahit (abad ke-14 Masehi).

Hasil penelitian yang dilakukan pada 1993, 1994, dan 2007 belum dapat mengidentifikasi pertanggaannya. Untuk identifikasi pertanggalan Candi Sintong, diperoleh dari perhiasan yang ditemukan di tanah sebelah barat runtuhan Bangunan II. Sepasang giwang dan hiasan kepala nāga dapat dipakai sebagai petunjuk identifikasi pertanggalannya. Berdasarkan hiasannya yang raya, dan bentuk kepala nāga mirip ular kobra, pertanggalan sementara Situs Candi Sintong dari periode Majapahit (abad ke-14 Masehi).

Candi Sintong yang dibangun di daerah aliran sungai Rokan mungkin telah dikenal sejak abad ke-14. Dalam kakawin Nāgarakṛtȃgama pupuh 13:1 disebutkan nama Rokan bersama dengan Kampar, Siyak, Kandis, dan daerah lain di Sumatera yang dilindungi Raja Majapahit (Pigeaud, 1960 [1]). Ditemukan perhiasan giwang dan hiasan nāga mengidentifikasikan Candi Sintong yang masuk wilayah Rokan sudah dikenal sejak masa Majapahit (abad ke-14 Masehi). Saat ini Candi Sintong hampir tidak ada sisanya.

Dari Pakan Baru, delapan kilometer sebelum Candi Sintong, di Desa Sidinginan Kecamatan Tanah Putih, Kabupaten Rokan Hilir ditemukan reruntuhan candi disebut Candi Sedinginan. Lokasi situs ini di daerah aliran sungai Rokan. Candi ini ada di sisi tebing bukit dibelakang rumah penduduk. Menurut keterangan penduduk waktu ditemukan masih ada sisa bangunan setinggi sekitar 1 meter. Saat ini yang tersisa hanya semak belukar.

Baca juga: Kawasan Muarajambi

Sumber:

Edhie Wurjantoro, 2014, “Candi Sintong” dalam Wiwin Djuwita Sudjana Ramelan (ed.), Candi  Indonesia Seri Sumatera, Kalimantan, Bali, Sumbawa, Jakarta: Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hlm. 117–119.