Pameran Bersama Indonesia dan Georgia Bertema “Prehistoric Heritage”

0
1212
Pameran Bersama dan Kuliah Umum dengan tema “Prehistoric Heritage” adalah tindak lanjut dari pertemuan Duta Besar Georgia untuk Indonesia dengan Direktur Jenderal Kebudayaan.
Pameran Bersama dan Kuliah Umum dengan tema “Prehistoric Heritage” adalah tindak lanjut dari pertemuan Duta Besar Georgia untuk Indonesia dengan Direktur Jenderal Kebudayaan.

Tindak lanjut pertemuan Duta Besar Georgia dengan Dirjen Kebudayaan

Pameran Bersama dan Kuliah Umum dengan tema “Prehistoric Heritage” ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan Duta Besar Georgia untuk Indonesia, Zurab Aleksidze, dengan Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hilmar Farid, Ph.D. beberapa waktu yang lalu.

Di Georgia terdapat situs manusia purba yang dinamakan Dmanisi. Fosil manusia purba ini ditemukan pada sekitar 1990-an. Situs ini merupakan situs utama di daerah Asia Depan. Berkaitan dengan eksistensi Homo Erectus hasil migarasi out of Africa pada 1,8 juta tahun yang lalu. Kesamaan pertanggalan dengan Homo Erectus yang keluar dari Afrika pada 1,8 juta tahun yang lalu telah membuktikan bahwa Asia Depan juga mempunyai spesimen Homo Erectus, yang kepurbakalaannya sama dengan spesimen dari Afrika.

Homo erectus di situs Dmanisi

Pada masa-masa kemudian situs Dmanisi telah memberikan banyak spesimen Homo Erectus yang paling tua. Hal ini menyebabkan negera Georgia dianggap sebagai pusat evolusi utama di dunia. Sejajar dengan yang selama ini terjadi untuk Dunia Lama, yaitu Afrika Timur dan Selatan, Eropa, dan Asia, yaitu Indonesia. Oleh karenanya saat ini, Indonesia dan Georgia merupakan tempat penting untuk mengkaji persolanan evolusi di dunia.

Pameran bersama

Pameran Bersama Goergia dan Indonesia tentang Prehistoric Heritage ini terselenggara oleh adanya pemikiran bahwa kedua negera ini penting bagi evolusi manusia. Dalam pameran ini, selain materi-materi yang berasal dari situs-situs Hominid di Indonesia, seperti halnya Sangiran, Trinil, Ngandong dan Mojokerto, juga akan dipamerkan fosil-fosil Homo Erectus yang ditemukan di situs Dmanisi, Georgia, dalam bentuk cetakan (cast).

Pameran yang disekenggarakan sejak 24 hingga 30 Oktober di Museum Nasional ini juga dilengkapi dengan kuliah umum. Ada pembicara yang berpartisipasi dalam acara ini, yaitu ahli paleoantropologi Georgia, Prof. David Lordkipanidze, Director for Georgian National Museum. Prof. David Lordkipanidze membawakan paparannya dengan judul “The First Humans Out of Africa: The Case of Dmanisi “. Pembicara kedua adalah Dr. Harry Widianto, Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman. Dr. Harry Widianto membawakan paparannya dengan judul ” Homo Erectus Higway: Long Trek to the Southeast and the Peopling of the Archipelago”.

Kedua presentasi tersebut menjelaskan mekanisme evolutif yang terjadi sejak awal Plestosin pada 1,8 juta tahun yang lalu. Mekanisme evolutif itu terjadi ketika Homo Erectus keluar dari Afrika dan bermigrasi ke Eropa, Asia Timur, dan Asia Tenggara. Seperti yang ditawarkan oleh teori out of Afrika. Selain penjelasan jalur migrasi tersebut, juga menguraikan mengenai proses hunian manusia di Kepulauan Indonesia. Hingga kedatangan Austronesia, Ras Mongoloid yang saat ini menguasai Kepulauan Indonesia di bagian tengah dan barat. (PED)

Baca juga:

https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditpcbm/dmanisi-dan-mojokerto-sama-dengan-homo-erectus/