Workshop Pelaksanaan Sistem Monitoring Warisan Dunia: Borobudur, Prambanan dan Sangiran

0
732

Worksop Sistem Monitoring Warisan DuniaPara Peserta Workshop Sistem Monitoring Warisan Dunia di Yogyakarta, 2015Yogyakarta. Pada tanggal 27-29 April 2015, Direktorat Internalisasi Nilai dan Diplomasi Budaya (DINDB), Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia menyelenggarakan kegiatan “Workshop Pelaksanaan Sistem Monitoring Warisan Dunia”, di Ruang Pertemuan Ratu Boko, Sleman, Yogyakarta. Kegiatan ini melibatkan 16 peserta, masing-masing dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta, BPCB Yogyakarta, Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran, Balai Konservasi Yogyakarta, dan PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko. Setiap instansi diwakili oleh satu site manager (kepala UPT) dan dua staf pengelola.

Kegiatan ini merupakan bagian dari rencana pengelolaan Warisan Budaya Dunia dengan menyusun system pemantauan (monitoring) terhadap tiga dari empat khazanah yang terdaftar dalam World Cultural Heritage, yaitu Candi Borobudur, Kompleks Candi Prambanan, dan Situs Manusia Purba Sangiran. Penyusunan sistem pemantauan adalah amanah dari Komite Warisan Dunia pada sidang ke 18 (1994), menetapkan bahwa Negara Pihak bertanggung jawab untuk melakukan pemantauan berbasis harian/rutin (day-to-day basis) terhadap kondisi khazanah dan mengundang Negara Pihak untuk melaporkan secara periodik mengenai keadaan pelestarian kepada Komite Warisan Dunia.

Pada kesempatan ini para peserta diberikan kesempatan untuk memaparkan kegiatan pemantauan dan seputar permasalahan yang dihadapi. Selanjutnya, narasumber, Daud Aris Tanudirjo (Universitas Gadjah Mada) memberikan presentasi mengenai perumusan indicator Warisan Dunia dan Hendarman Anwar (Pusat Penelitian Kebijakan, Kemdikbud) memberikan presentasi instrumen pemantauan Warisan Dunia. Setelah paparan dari narasumber, barulah peserta mulai menyusun indikator dan instrumen berdasarkan laporan periodik dan isu empat belas faktor yang mempengaruhi kondisi pelestarian khazanah dari dokumen State of Conservation dengan didampingi fasilitator dari DINDB. Di akhir kegiatan peserta memaparkan indikator dan instrumen yang dibuat. Namun, kegiatan penyusunan masih ditindaklanjuti pasca kegiatan workshop, karena perlu adanya perbaikan terhadap naskah yang disusun oleh masing-masing instansi.