Topeng Panji Yogyakarta

0
12721

Topeng Klasik Panji terinspirasi oleh cerita Panji sehingga bentuk dan pembuatan perwatakan disesuaikan dengan watak Panji. Pada topeng Panji, wanda/wondo  digambarkan dengan bentuk-bentuk tertentu  pada mata, hidung, warna wajah, besar kecil topeng. Unsur-unsur bentuk pada topeng klasik adalah : a. Bentuk mata, gegabahan, kedelen, thelengan, plelengan, kelipan.  b. Bentuk mulut ada macam-macam, tergantung pada tipe topeng itu sendiri. Pada Topeng alusan bentuk mulut hanya terbuka sedikti, yang tampak keluar hanya sebagian atau seluruh baris gigi atas. Topeng yang termasuk alusan ini biasanya terdiri dari para ksatria dan topeng putri. Pada topeng gagahan mulutnya terbuka agak lebar, seluruh baris gigi atas dan bawahnya diperlihatkan sehingga memberi kesan gagah berani. Bentuk mulut pada topeng-topeng punokawan dibuat bentuk yang istimewa, pada penthul dan tembem memiliki bentuk plengkung yang lebar dan hanya mempunyai bibir bagian atas memperlihatkan sifat lucu, penggurau, arif, dan penuh rasa jenaka; c. Bentuk hidung, walimiring, bentulan, pangotan, gapangan, pisekan, dan hidung terong  Topeng Yogyakarta diawali dengan oleh tokoh Warno Waskito pada tahun 1920. Sebelum membuat topeng dari kertas yang fungsinya untuk menari atau barang topeng, yang terkenal pada waktu itu adalah Brangkali atau Tonobakal. Pada waktu itu, Topeng Panji bisa dibilang sangat sederhana (disebut Topeng Barangan), kemudian Warno Waskitho mempunyai ide untuk membuay topeng dari kayu jaranan karena kayu ini mempunyai keistimewaan kalau  Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunungkidul dipahat renyah dan ulet  sehingga dapat diukir secara halus. Pada tahun 1930, G.P.H Tejokusumo seorang bangsawan Kraton sangat tertarik dengan topeng karya Waskito dan mengangkat topeng buatan Warno Waskito dalam pendidikan tari klasik gaya Yogyakarta. Hingga sekarang sanggar topeng Warno Waskito diteruskan oleh Supono dan Warsono yang masih kerabat Warno Waskitho di daerah Diro, Sewon, Bantul..  Persebaran topeng Yogyakarta juga ada di daerah Gunungkidul.  Kisah yang berkembang bahwa pada masa Majapahit konon  mulai dibuat lukisan tentang cerita Panji ini pada selembar kain yang terkenal dengan  sebutan wayang beber.  Jejak terakhir dari wayang beber buatan masa lalu itu masih bisa kita lihat di Pacitan milik keluarga almarhum dalang Sarnen yang menceritakan tentang “Jaka Kembang Kuning” dan satu lagi terdapat di Dusun Gelaran, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Gunungkidul yang diuri-uri oleh pewarisnya sampai saat ini.  Wayang beber yang menceritakan tentang panji dari karangmojo inilah yang kemudian dapat kami hubungkan dengan adanya topeng panji di Daerah Gunungkidul, terutama di daerah bagian utara Gunungkidul. Dusun Bobung dan Batur secara goegrafis memang cukup dekat dengan keberadaan wayang beber di karangmojo. Dengan demikian kami dapat menemukan benang merah yang menghubungkan cerita panji dari karangmojo dengan Mbah Karso seorang empu pembuat topeng Panji pada masa lalu yang berada di Gedura, Putat, patuk Gunungkidul. Yang sangat sulit kami dapatkan sumber ceritanya dari masa  lalu.  Pembuatan topeng panji untuk wilayah Gunungkidul di masa lalu yang terkenal alusan adalah karya Mbah Karso dari Dusun Ngeduro yaitu sebuah dusun di pegunungan yang cukup tingi di desa Putat. Dari dusun ini kita dapat melihat cakrawala dan pemandangan yang indah. Di bawah Dusun Ngeduro inilah, saat ini menjadi sebuah sentra kerajinan topeng dan loro blonyo, yaitu Dusun Batur dan Dusun Bobung.  Namun cerita mantan kepala dukuh Batur, mbah wagio dan menantu mbah Karso almarhum sebenarnya  di masa lalu memang ada beberapa empu pembuat topeng alusan di daerah kelurahan putat ini, antara lain Mbah Kasan dan Mbah Karso. Lalu ada pula yang berada di dusun Kaligesing, namun yang paling terkenal ialah Mbah Karso. Hanya sayangnya, tidak satu pun topeng karya Mbah Karso yang tersisa. Mbah Wagio mantan kepala Dusun Batur saat ini sudah berumur sekitar 70 tahun, namun dia masih aktif berkarya membuat topeng. Awalnya dia pembuat topeng alusan namun lama kelamaan karena usianya semakin tua dia sudah tidak dapat lagi membuat topeng alusan dengan prima. Selain karena kendala usia, juga sudah sangat jarang yang memesan topeng alusan kepadanya. Namun semangatnya masih kuat untuk terus berkarya terbukti ketika kami memesan beberapa topeng Punakawan dan Panji Mbah Wagio segera mengerjakannya dalam waktu singkat sudah selesai.  Topeng Yogyakarta memiliki nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Yogyakarta. Pembuatan topeng yang dilakukan  dengan pertimbangan penokohan tertentu mengajarkan adanya nilai kesabaran yang tinggi, nilai ketekukanan, dan tentu saja menyimpan nilai estetika yang tinggi. Penokohan topeng yang menceritakan karakter-karakter tokoh Panji memberikan nilai-nilai sejarah pada topeng Yogyakarta ini.  Pembuatan topeng memiliki makna setidaknya tiga hal. Pertama, adalah mengingat bahwa wajah atau rupa/rupa adalah wakil dari keseluruhan gambaran pribadi. Dengan dasar ini manusia berusaha melukiskan pribadi-pribadi melalui kekuatan symbol visual yang dipusatkan melalui bentuk wajah/muka sehingga mampu melahirkan berbagai macam bentuk topeng. Kedua, bahwa sesungguhnya pada  wajah/muka/kepala secara keseluruhan merupakan kekuatan utama utama yang mampu memancarkan suasana hati (gambaran kehidupan) seperti suasana sedih, gembira, romantic, marah, lucu, dan sebagainya. Ketiga, pada wajah/muka/kepala secara keseluruhan adalah bagian yang paling penting dari tubuh  manusia tempat kekuatan paling besar dari energy kehidupan berpusat. Setiap guratan garis, warna dan pembentukan bidang pada topeng itu sangat diperhitungkan oleh pembuatnya untuk menggambarkan sifat-sifat dari karakteristik pribadi yang ingin dimunculkan dalam topeng.   Pembuatan topeng memilii banyak fungsi diantaranya  fungsi ritual, fungsi hiburan dan fungsi dekorasi atau pajangan. Topeng sebagai fungsi ritual memiliki peran sebagai bagian dari materi yang akan dirituskan seperti misalnya pada pangetan tokoh wayang dan seterusnya. Topeng sebagai fungsi hiburan hadir dalam setiap pertunjukkan seni seperti wayng topeng pedhalangan, pementasan tari topeng panji, dan seterusnya. Topeng juga berfungsi sebagai seni dekorasi sebuah ruangan kerja atau ruang pameran lainnya.

Keterangan

Tahun :2019

Nomor Registrasi :201900952

Nama Karya Budaya :Topeng Panji Yogyakarta

Provinsi :DI Yogyakarta

Domain :Keterampilan dan Kemahiran Kerajinan Tradisional

Sumber: Website Warisan Budaya Takbenda