Tepung Tawar Riau, Tradisi Wujud Rasa Syukur Masyarakat Melayu

0
10044

Kebudayaan masayarakat Riau, pada umumnya memiliki tradisi yaitu tepuk tepung tawar. Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat Melayu. Tradisi ini dilakukan sebagai wujud rasa syukur masyarakat Melayu, setelah mereka merasakan nikmat dari Allah SWT, entah itu nikmat sehat, nikmat rizki dan nilmat-nikmat lainya. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat ini memiliki serta menggunakan bahasa, adat, dan kebudayaan Melayu. Riau memang kaya dengan adat dan tradisi,salah satunya ‘tepuk tepung tawar’.

Tepuk tepung tawar adalah suatu upacara adat budaya melayu Riau peninggalan para Raja-raja terdahulu. Tepuk tepung tawar merupakan upacara adat dan juga bentuk persembahan syukur atas tekabulnya suatu keinginan atau usaha, upacara ini dilakukan pada dua ketentuan,baik pada manusia maupun pada benda. Tepuk tepung tawar biasa di pergunakan dalam acara-acara tertentu misalnya : pernikahan, menempati rumah baru, mengendarai kendaraan baru, khitanan, serta bentuk-bentuk dari luapan rasa kegembiraan bagi orang-orang yang mempunyai hajatan, atau semacam upacara adat yang sakral lainnya. Berdasarkan makna ritual tepuk tepung tawar bagi masyarakat Suku Melayu ada pepatah mengungkapkan “kalau buat keje nikah kawin, kalau belum melaksanakan acara tepuk tepung tawar (dalam bahasa melayu: ketik tepung tawo) belum sah (afdhal) acara yang dilaksanakan”.

Selain itu, seiring dengan perkembangan zaman, pelaksanaan tradisi tepuk tepung tawar yang dilakukan oleh masyarakat Melayu juga mengalami perubahan pada sebagian ritualnya. Hal ini tentu saja menimbulkan perubahan makna pada tradisi yang bersangkutan. Perubahan makna yang terjadi pada tradisi tepuk tepung tawar bagi masyarakat Melayu sebenarnya berkaitan juga dengan perubahan dari individu pendukung adat dan budaya itu sendiri.

Tepuk Tepung Tawar bagi masyarakat Melayu merupakan simbol budaya dan akan tetap terpelihara jika semua unsur pendukung budaya itu selalu berupaya dan menjunjung tinggi keberadaan Tepuk Tepung Tawar tersebut. Dengan demikian juga akan melanggengkan keberadaan Tepuk Tepung Tawar dalam kehidupan masyarakat.Namun kenyataannya banyak dari acara Tepuk Tepung Tawar yang berubah dalam pelaksanaannya sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan makna.

Perubahan makna tepuk tepung tawar tidaklah terlepas dari nilai-nilai budaya yang dianut masyarakatnya dan dengan demikian juga akan tercermin dari kebudayaan secara umum. Akan tetapi dalam perjalanan waktu dan pengaruh yang datang dari luar atau dari dalam konsep pikir dan pengetahuan masyarakatnya, maka kebudayaan kemudian mengalami perubahan.

Tata cara melakukan tepuk tepung tawar sebagai berikut :

a. Mengambil daun perenjis, yaitu daun yang diikat jadi satu dicelupkan kedalam air yang dicampur bedak, jeruk, bunga mawar, lalu direnjis pada kedua tangan yang telungkup diatas paha yg dialas bantal tepung tawar yang dialas dengan kain putih.

b. Penepuk tepung tawar mengambil beras kunyit, basuh, bertih dan bunga rampai, lalu ditabur kepada orang yang ditepung tawari. Bila yang ditepung tawari orang yang terhormat dapat ditabur sampai atas kepala dengan putaran dari kiri kekanan sambil membaca salawat.

c. Merenjiskan air percung kepada pengantin atau yang ditepung tawari. Mengambil sejemput inai lalu dioleskan di telapak tangan kanan dan kiri.

d. Penepuk tepung tawar mengangkat tangan atur menyembah dengan mengangkat tangan.

e. Setelah semua orang yang ditunjuk sebagai penepuk tepung tawar selessai, acara ditutup dengan doa selamat. Jumlah penepuk tepuk tawar adalah bilangan ganjil, dimulai dari 3,5,7,9, dan 13.

Makna tepuk tepung tawar :

1. Beras kunyit, beras basuh, dan beretih yang dihamburkan bermakana ucapan selamat dan turut bergembira.

2. Merenjis kening bermakna berfikirlah sebelum bartindak atau teruslah menggunakan akal yang sehat.

3. Merenjis di bau kanan dan kiri bermakna haru siap memikul beban dengan penuh rasa tanggung jawab.

4. Merenjis punggung tangan bermakna jangan pernah putus asa dalam mencari rezeki, selalu dan terus berusaha.dalam menjalani kehidupan

5. Menginai telapak tangan bermakna penanda bahwa mempelai sudah berakad nikah. Dalam konsekuensinya penyadaran bahwa “sekarang” sudah tidak bujang atau dara lagi (sudah ada pendamping). Doa selamat di penutup acara bermakna pengharapan apa yang dilakukan mendapat berkah dan ridho dari Allah Swt.

 

Keterangan

Tahun :2019

Nomor Registrasi :201900842

Nama Karya Budaya :Tepuk Tepung Tawar Riau

Provinsi :Riau

Domain :Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan-Perayaan

Sumber: Website Warisan Budaya Takbenda